GridHEALTH.id - Puluhan tenaga kesehatan kembali dikabarkan terinfeksi virus corona, kali ini peristiwa itu terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Jayapura, Provinsi Papua.
Direktur RSUD Jayapura, drg Aloysius Giyai mengatakan, sejak Maret lalu hingga saat ini tercatat sebanyak 84 tenaga kesehatan yang bekerja di RS itu terpapar virus corona.
"Mereka terinfeksi Covid-19 selama melayani para pasien positif virus mematikan itu dan kini sedang dirawat," katanya di Jayapura, Kamis (9/7/2020), seperti dikutip Antara.
Drg Aloysius memaparkan, penyebab terinfeksinya tenaga kesehatan tersebut terjadi karena dua hal, yakni ketidakjujuran pasien dan keterbatasan jumlah Alat Pelindung Diri (APD).
Baca Juga: IDI: Tingkat Kematian Tenaga Kesehatan di Indonesia Akibat Covid-19 Tertinggi di Dunia
"Penyebab tenaga kesehatan tertular Covid-19 yang paling pertama ialah karena ketidakjujuran pasien. Kedua, karena keterbatasan alat pelindung diri (APD)," katanya.
Dari 84 tenaga kesehatan itu, drg Aloysius menyebutkan lima di antaranya merupakan dokter umum dan spesialis, 46 orang perawat, 13 orang penunjang medis laboratorium, 4 orang petugas gizi.
Kemudian 1 orang pertugas bagian farmasi, 6 orang di bagian farmasi, 6 orang cleaning service, relawan VCT dua orang, dan sekuriti satu orang.
Drg Aloysius kemudian menambahkan, dari jumlah itu, dua di antaranya tengah hamil. Di antara semua itu, ada dua orang yang sedang hamil," kata drg Aloysius.
Saat ini para petugas kesehatan itu menjalani karantina mandiri yang tersebar di berbagai lokasi.
Sebanyak 68 orang melakukan karantina di Hotel Sahid Entrop, dua orang karantina di RSUD Abepura, kemudian RS Bhayangkara dua orang, RS Provita tiga orang, RS Marthen Indey satu orang, dan isolasi mandiri delapan orang.
Usai mendapatkan perawatan dan kembali melakukan pemeriksaan test Covid-19, kini sebanyak 15 petugas kesehatan telah dinyatakan sembuh.
Sementara itu, sebagai upaya sterilisasi, ruangan dari petugas kesehatan yang positif terpapar covid-19 akan ditutup beberapa hari. Sementara petugas lainnya yang tidak terinfeksi corona juga wajib diperiksa dan dikarantina.
Baca Juga: Tenaga Kesehatan Terus Melayani Pasien Covid-19 Tanpa Lelah, Butuh Akomodasi dan Transportasi yang Nyaman
"Minimal dua minggu sampai dinyatakan negatif baru bisa masuk kerja. Saya ingin tidak terjadi kesalahpahaman dengan masyarakat, ketika mereka datang berobat dan disampaikan oleh petugas bahwa ada ruangan yang ditutup atau penuh," ujarnya.
Tak hanya itu, drg Aloysius juga mengambil beberapa kebijakan dengan membatasi unit pelayanan RSUD Jayapura, seperti dilansir dari Medcom.
Pertama, penggabungan Ruang Rawat Inap menjadi Ruang Rawat Inap Infeksius Pria dan Wanita, dan Ruang Rawat Inap menjadi Ruang Rawat Inap Non Infeksius Pria dan Wanita.
Kedua, Ruang Rawat Inap VIP ditiadakan. Ruang Rawat Inap VIP dipakai sementara untuk penginapan perawat yang melayani pasien covid-19 atau perawat yang sudah positif covid-19.
Ketiga, Jam besuk ditiadakan dan pasien yang dirawat hanya diperbolehkan didampingi satu orang.
Keempat, sejumlah ruang perawatan yang tetap dibuka yaitu Instalasi Gawat Darurat (IGD), hemodialisa, ICU dan ICCU, Kebidanan dan Kandungan, Perinatologi/Bayi, Ruang Anak-Anak, Ruang Kelas 1, dan Ruang Paru.
Baca Juga: Kembali Terjadi, Keluarga Pasien Covid-19 Geruduk Rumah Sakit, aniaya Tenaga Medis
Meski begitu, drg Aloysius memastikan bahwa pasien yang datang ke RS tersebut akan tetap mendapatkan perawatan.
"Tetapi kami pastikan bahwa kami tidak akan menolak pasien, apalagi dalam kondisi darurat. Mau di kursi, di lantai, kami akan layani," kata dia.(*)
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | Antara,Medcom.id |
Penulis | : | Levi Larassaty |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar