GridHEALTH.id - Beragam mitos terkait pengobatan suatu penyakit memang kerap kali terdengar dan masih dilakukan sebagian masyarakat Tanah Air.
Misalnya saja, mengoleskan pasta gigi ketika seseorang mengalami terkena panas api, kompor, knalpot, yang menyebabkan luka bakar.
Baca Juga: Jangan Pernah Gunakan Pasta Gigi, Begini Cara Mengobati Luka Bakar dengan Benar
Namun pada kenyataannya, hal tersebut merupakan mitos yang berbahaya bagi kesehatan kulit.
Meski ada kandungan yang dapat memperkuat gigi, namun kandungan dalam pasta gigi tersebut rupanya dapat memperparah luka tersebut.
Baca Juga: Cenderung Dialami Semua Usia, Penderita Asma Ternyata Berisiko Tinggi Terkena GERD
Hal ini pun dikatakan dr. Sandi Perutama Gani, Medical Expert Combiphar, dalam acara virtual media briefing, Combiphar Health Desk, Rabu (22/7/2020).
Sandi mengungkapkan bahwa sebagian pasta gigi mengandung sodium flouride yang buruk bagi luka bakar.
"Pasta gigi itu mengandung sodium flouride yang bagus untuk gigi karena bisa melindungi dan memperkuat gigi. Tapi kalau untuk dipakai (dioles) ke luka bakar, panas dari sodium flouride akan terperangkap pada luka bakar," ujarnya.
Dokter kulit kecantikan tersebut menjelaskan bahwa penggunaan pasta gigi pada luka bakar dapat meningkatkan kemungkinan infeksi, dan menimbulkan jaringan parut seperti keloid.
"Panas itu tidak bisa keluar sehingga terjadi peradangan, timbul jaringan parut."
"Lalu jika ada bakteri di situ dan tertutup dengan sodium flouride, bakteri tidak akan keluar dan justru tumbuh dan terperangkap dalam kulit."
"Bukannya sembuh, ini akan menambah risiko infeksi," terangnya.
Sandi mengingatkan untuk tidak memberi bahan aneh pada luka bakar.
Cukup aliri air selama 20 menit pada luka bakar dan beri obat seperti salep.
Baca Juga: Sering Dikonsumsi Masyarakat Indonesia, Ahli Sebut Lalapan Dapat Turunkan Angka Kematian Covid-19
"Jangan kasih aneh-aneh. Air mengalir selama 20 menit, itu saja sudah cukup. Bagus lagi kalau dikasih salep luka bakar. Oleskan salep luka bakar tipis-tipis sekitar 1 mm dengan jangka waktu 4-6 jam sekali," tegasnya.
Selain penggunaan pasta gigi, Sandi mengimbau masyarakat untuk tidak menggunakan kecap, mentega, atau kopi untuk mengobati luka bakar.
"Gunakan bahan-bahan ini (kecap, mentega, dan kopi) sebagaimana mestinya saja. Bukan untuk penanganan luka bakar," kata Sandi. (*)
#hadapicorona
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar