GridHEALTH.id - Meski telah dinyatakan aman, Vaksin Covid-19 yang didatangkan langsung dari perusahaan China Sinovac Biotech rupanya masih memiliki efek samping bagi penggunanya.
Hal itu dibenarkan langsung oleh Dokter Eddy Fadliana, selaku Manajer Lapangan Tim Penelitian uji klinis tahap 3 calon Vaksin Covid-19 dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad).
Menurutnya vaksin Covid-19 sinovac memang telah dinyatakan aman untuk manusia, namun pada uji klinis fase pertama dan kedua yang telah dilakukan di China ada efek samping yang akan ditimbulkan ketika vaksin tersebut disuntikkan kepada manusia.
"Kita berpatokan pada penelitian. Dari penelitian yang dipublikasikan, ada reaksi lokal berupa nyeri di tempat suntikan 20 sampai 25 % (dari jumlah orang yang menjadi relawan uji klinis fase satu dan dua)," kata Eddy.
Baca Juga: Masker N-95 Diklaim Tidak Aman dan Tak Disarankan, Benarkah Jenis Masker Ini Tak Mampu Cegah Corona?
Lebih lanjut ia menjelasakan bahwa pada uji klinis fase satu dan fase dua, beberapa relawan yang telah disuntik calon vaksin Covid-19 tersebut mengalami radang paru-paru, diare dan penyakit lainnya.
"Namun setelah diaudit ternyata tidak berhubungan dengan vaksin," ungkapnya.
Selain itu, dari uji klinis fase satu dan dua, calon vaksin yang dibuat dari virus corona yang dimatikan ini dipastikan tidak menimbulkan penyakit baru.
Baca Juga: Tim Peneliti Unpad Tegaskan Relawan Uji Klinis Vaksin Covid-19 Harus Warga Bandung
"Fase satu dan fase dua menunjukan tingkat keamanan cukup tinggi. Pada fase satu dan dua tidak timbul demam, hanya reaksi lokal nyeri di tempat suntikan tadi," jelasnya.
Ketua Tim Penelitian uji Klinis tahap 3 calon Vaksin Covid 19 dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Profesor Kusnandi Rusmil menambahkan, nyeri bekas suntikan calon vaksin covid-19 tersebut akan hilang dengan sendirinya.
Baca Juga: Dokter Gigi Kece, Fashionable dengan Hazmat Karakter Selama Bertugas
"Nyerinya akan hilang sendiri dalam berapa jam. Yang nyerinya hilang sampai 2 hari paling hanya beberapa orang," tandasnya.
Sementara itu, diketahui sebelumnya Universitas Padjadjaran (Unpad) bersama BUMN Biofarma rencananya akan melakukan melakukan uji klinis calon vaksin Covid-19 dari Sinovac Biotech.
Setidaknya akan ada 1.620 relawan yang nantinya akan disuntikan vaksin tersebut.
Baca Juga: Bisa Menempel di Kulit, Benarkah Virus Corona Dapat Menular Melalui Luka Bakar?
Penelitian ini akan dilakukan selama 6 bulan dimulai pada awal Agustus 2020 mendatang setelah mendapatkan izin penelitian dari Komite Etik Penelitian Universitas Padjadjaran.
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan, calon vaksin yang dikirim Sinovac diterima Bio Farma pada 19 Juli 2020.
Kandidat vaksin itu akan diuji klinis tahap tiga.(*)
#berantasstunting
#hadapicorona
Source | : | Kompas.com,Kompas TV |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar