GridHEALTH.id - Beberapa waktu lalu, kalung antivirus corona yang beralih nama jadi kalung aromaterapi buatan Kementerian Pertanian terus menjadi perbincangan publik.
Bagaimana tidak, kalung antivirus corona itu terbuat dari tanaman eucalyptus yang kerap kali dijadikan sebagai bahan utama pembuatan minyak kayu putih.
Akibat hebohnya kalung antivirus corona, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengaku mendapat beragam cemoohan alias bullying.
“Aku di-bully habis, padahal orang pakai (kalung) yang dari Jepang (dan) dari Korea,” tutur Syahrul dalam diskusi daring, Rabu (22/7/2020).
Baca Juga: Produksi APD dan Masker China Diduga Hasil Kerja Paksa Etnis Minoritas Muslim Uighur
Sebelumnya, Mentan Syahrul Yasin Limpo sempat berkelakar jika kalung tersebut bisa membunuh 42% virus corona dalam waktu 15 menit.
Sementara itu, Kepala Badan Litbang Pertanian (Balitbangtan) Dr Ir Fadjry Djufry, MSi sebagai kepala laboratorium yang mengembangkan produk-produk tersebut menekankan tidak ada klaim antivirus.
“Kalung ini sebagai aksesori kesehatan. Ini bukan jimat, tidak ada klaim antivirus di situ,” tuturnya saat konferensi pers di Kantor Balai Besar Penelitian Veteriner Kementan, Bogor, Senin (6/7/2020).
Terlepas dari itu, kalung antivirus corona buatan Kementan ini masih banyak yang mendukung.
Bahkan banyak yang menghargai karya anak bangsa ini dibanding kalung antivirus buatan Jepang.
Seorang dokter spesialis peremajaan kulit dr Haekal Anshari menegaskan, tak ada manfaat yang didapatkan dari kalung "Shut Out" itu.
Baca Juga: Sering Dikonsumsi Masyarakat Indonesia, Ahli Sebut Lalapan Dapat Turunkan Angka Kematian Covid-19
Alih-alih mendapat manfaat, Haekal mengatakan bahwa kalung itu justru berisiko pada kesehatan manusia, jika benar-benar mengandung klorin (chlorine).
"Klorin adalah senyawa yang digunakan untuk sterilisasi mulai dari sterilisasi air hingga kolam renang, klorin bisa menjadikan rabun pada manusia dan tergantung dari kadar tersebut," kata Haekal, dikutip dari Kompas.com.
Menurut Haekal, sesuatu yang tergolong disinfektan tidak untuk digunakan pada permukaan makhluk hidup.
Dengan kadar rendah, klorin dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan, menimbulkan batuk, nyeri tenggorokan, iritasi kulit dan mata, serta gatal-gatal.
Kendati demikian, kini Syahrul kembali menegaskan kemampuan kalung antivirus berbahan atsiri alias eucalyptus atau kalung eucalyptus hanya untuk mencegah virus Corona, bukan obat. (*)
#hadapicorona
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar