"Kedua, dukung anak agar tetap belajar, perluas opsi metode belajar dari rumah agar tersedia pula metode yang minim atau tanpa teknologi," papar dokter Reisa.
"Awasi pembelajaran dan partisipasi murid melalui platform daring, kedepankan prinsip sedikit demi sedikit namun berkualitas, yaitu fokus mengajarkan keterampilan dan pengetahuan paling esensial dalam situasi keterbatasan sumber daya," lanjutnya.
Ketiga, melindungi anak dari kekerasan, eksploitasi dan pelecehan.
Caranya dengan memberikan dukungan kesehatan jiwa dan psikososial kepada anak rentan, merumuskan strategi untuk menjawab risiko kekerasan berbasis gender dan kekerasan terhadap anak.
Termasuk melakukan pemetaan layanan, penyediaan panduan rujukan, perluasan mekanisme pelaporan dan respons.
Kemudian memastikan pekerja sosial dapat bekerja dengan aman menggunakan alat pelindung agar pelayanan dan manajemen kasus bisa terus dilakukan untuk keluarga paling rentan.(*)
Baca Juga: Sering Dikonsumsi Masyarakat Indonesia, Ahli Sebut Lalapan Dapat Turunkan Angka Kematian Covid-19
#berantasstunting
#hadapicorona
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Anak-anak Disebut Bisa Rasakan Dampak Pandemi Selama Bertahun-tahun
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar