GridHEALTH.id - Menghadapi PSBB transisi yang mulai dilonggarkan, beberapa kantor di Tanah Air tercatat kembali melakukan aktivitas seperti biasa.
Namun sayangnya, di balik aktivitas tersebut, kini dikabarkan adanya kemunculan kasus baru Covid-19 di area perkantoran.
Bahkan, meningkatkan pasien positif virus corona di area perkantoran juga menjadi klaster baru Covid-19.
Terbukti ada 440 karyawan di yang tersebar di 68 perkantoran di Jakarta terpapar Covid-19.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Dwi Oktavia memastikan hal itu.
Baca Juga: Dunia Darurat Covid-19, Sejumlah Negara di Sekitar Asia Kembali Terapkan Penguncian
"Benar, (data) itu menjadi kewaspadaan kita bersama," kata Dwi saat dihubungi, Selasa (28/7/2020), dikutip dari Kompas.com.
Oleh sebab itu, Dwi mengimbau manajemen perkantoran di Jakarta memperketat penerapan protokol kesehatan, seperti menjaga jarak antar-karyawan, menggunakan masker, dan membatasi jumlah karyawan yang masuk agar tak melebihi 50% dari kapasitas gedung.
Diantara 440 karyawan tersebut, ada 132 karyawan di Kementerian, dan sisanya di kantor-kantor daerah dan nasional di Jakarta.
Tak hanya itu, sebanyak 4 perusahaan swasta di DKI Jakarta dilaporkan ada pegawainya yang positif Covid-19.
"Data yang masuk ke kami baru empat perusahaan. Swasta semua, yang memang tupoksi dari Dinas Tenaga Kerja," ujar Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi DKI Jakarta Andri Yansyah di Balai Kota DKI, Jakarta, Senin (27/7/2020).
Baca Juga: Tembus 100.000 Kasus Positif Virus Corona, Indonesia Salip 23 Negara di Atasnya?
Andri menjelaskan, kasus Covid-19 di 4 perusahaan tersebut muncul selama masa PSBB transisi.
Ia menuturkan, apabila ada perkantoran yang karyawannya terpapar Covid-19, maka akan ditutup selama 3 hari untuk disterilkan.
Karyawan yang terkena Covid-19 diminta untuk mengisolasi diri selama 14 hari.
"Kalau ada kasus pekerja yang terpapar, itu langsung kita lakukan penutupan sementara terhadap perusahaannya selama tiga hari," katanya.
Sementara itu, Achmad Yurianto menuturkan alasan penambahan kasus Covid-19 di perkantoran.
Adanya tingkat keakraban antar rekan kerja yang akhirnya menganggap jika penggunaan masker tidak perlu lagi.
Baca Juga: Khawatir Penularan Virus Corona, Bolehkan Memberi Jeda Imunisasi pada Anak?
"Kami identifikasi ternyata penambahan kasus Covid-19 terjadi di lingkungan kerja. Masyarakat menganggap, karena berada di antara teman kerja yang sudah akrab, maka memakai masker dianggap tak perlu," ujar Yuri dalam konferensi pers di Graha BNPB, Kamis (16/7/2020). (*)
#hadapicorona
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar