GridHEALTH.id - Ahli Mikrologi Hongkong Tuding Pejabat Wuhan Telah Hancurkan Bukti Urgent Covid-19
Seorang dokter sekaligus profesor dari Hong Kong, Kwok-Yung Yuen, menuduh pejabat Wuhan telah menghancurkan bukti Covid-19 yang penting dan rahasia.
Baca Juga: Tak Hanya dari China, Indonesia Datangan Vaksin Dari Dua Negara Besar Ini
Seluruh dunia kini tengah dibuat tak berdaya dengan penyebaran virus corona (Covid-19) yang semakin mewabah.
Berdasarkan data dari Worldometers, hingga Rabu 29 Juli 2020 tercatat jumlah pasien Covid-19 yang terkonfirmasi diseluruh dunia sudah mencapai angka 16,777,747.
Dimana 660,251 pasien diantaranya telah dinyatakan meninggal dunia.
Terkait wabah corona, baru-baru ini seorang dokter sekaligus profesor dari Hong Kong, Kwok-Yung Yuen, menuding pejabat Wuhan telah menghancurkan bukti Covid-19 yang penting dan rahasia.
Bahkan peneliti sekaligus ahli mikrobiolog itu tak segan mengklaim penghancuran bukti dari pasar di Wuhan tersebut sebanding dengan “pengacauan tempat kejadian perkara”.
Alhasil komentar Yuen tersebut membuat transparansi China dalam mengungkap tabir wabah Covid-19 kembali dipertanyakan.
Baca Juga: Terawan Berkantor di Semarang Untuk Pantau Covid-19 di Jateng, Ganjar Pranowo; 'Saya Sangat Senang'
Dilansir dari The Sun (27/7/2020), Yuen mengaku skeptis atas penanganan pasar makanan laut di Wuhan.
"Saya curiga mereka telah menutup-nutupi. Pejabat lokal yang seharusnya segera menyampaikan informasi namun tidak mengizinkan dan tidak melakukannya dengan cepat,” kata Yuen.
Baca Juga: Ibu Hamil 7 Bulan di Kudus Meninggal Dunia Usai Terpapar Covid-19 Dua Kali
Yuen adalah bagian dari tim ilmuwan yang dikirim ke Wuhan pada 18 Januari.
Dia datang ke pasar tersebut untuk menyelidiki apakah pasar itu telah disterilkan atau apakah ada bukti yang hilang mengenai transmisi hewan ke manusia.
Baca Juga: Universitas Oxford : RI Dapat Nilai D untuk Penanganan Virus Corona
"Ketika kami pergi ke pasar makanan laut Wuhan, tentu saja tidak ada yang terlihat karena pasar sudah dibersihkan,” sambung Yuen.
Dia menambahkan pasar tersebut telah dibersihkan sehingga mereka tidak bisa mengidentifikasi transmisi penularan virus dari hewan ke manusia.
Yuen menambahkan bahwa dia percaya Beijing terus meremehkan keseriusan virus corona meskipun ada bukti jelas penularan terhadap manusia.
Baca Juga: Tingkat Kesembuhan Hanya 20 Persen, Jessica Iskandar Ceritakan Penyakit Graves' Disease, Apa Itu?
"Ada satu hal yang saya pelajari [selama wabah SARS], jika Anda tidak memanfaatkan setiap jam, Anda berada dalam masalah besar," sambung Yuen.
Seorang profesor dari Universitas Southampton, Andrew Tatem, telah meneliti data ponsel yang menunjukkan pergerakan orang masuk dan keluar dari wilayah Wuhan sebelum dikarantina.
Baca Juga: 6 Bulan Peringatan Pandemi Virus Corona, 16 Juta Kasus dan Lebih dari 6000 Kematian Telah Terjadi
Dia mengkritik tindakan lambat yang diambil oleh otoritas China dan mengkhawatirkan konsekuensi yang akan ditanggung sangat mahal.
"Jika intervensi yang sama telah diberlakukan pada 2 Januari, kita mungkin telah melihat penurunan jumlah kasus sebanyak 95 %,” kata Tatem.
Baca Juga: Penjelasan Polri Usai Kantor Samsat Polda Metro Jaya Jadi Klaster Baru Penularan Covid-19
Cina menolak sebuah klaim bahwa mereka harus disalahkan atas wabah virus corona.
China juga berpendapat telah bertindak dengan terbuka dan transparan setiap saat.
Negeri “Panda” setuju untuk bergabung dengan penyelidikan internasional jika pandemi virus corona ini berakhir.(*)
Baca Juga: Salah Satu Karbohidrat Istimewa Hari Raya Paling Dicari, Ini Rahasia Membuatnya Supaya Anti Basi
#berantasstunting
#hadapicorona
Source | : | Kompas.com,worldometers.info/coronavirus |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar