GridHEALTH.id - Meski Pemerintah RI sedang uji klinis vaksin asal China, ternyata Indonesia juga tengah mengembangkan vaksinnya sendiri. Vaksin Merah Putih selesai 2021 dan siap di produksi.
Kepala Lembaga Eijkman, yang juga Guru Besar Ilmu Mikrobiologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof. dr. Amin Soebandrio. Ph.D, Sp.MK mengatakan, “Mudah-mudahan dalam 6 bulan bisa selesai fase 1, 2, 3 dan kalau bagus semuanya, Insya Allah pada akhir 2021 kita sudah bisa menyediakan untuk seluruh masyarakat," ucapnya dalam video yang diunggah dari jurnas.com. (30/07/20)
Amin Soebandrio mengatakan, Vaksin Merah Putih karya anak bangsa tetap diperlukan mengingat Indonesia adalah negara besar dengan penduduk banyak.
“Dengan 70% penduduk saja divaksin dari 260 juta, Indonesia membutuhkan sekitar 175 juta dosis. Sementara agar bekerja efektif, dibutuhkan dua kali penyuntikan yang berarti membutuhkan sekitar 350 juta dosis.
Kalau harus beli dari luar negeri, belum tentu juga mereka sanggup menyediakan karena pastinya didahulukan kebutuhan penduduknya dulu."
Jika asumsinya Indonesia mendapat 1 juta dosis per minggu, 350 juta dosis berarti 350 minggu. Ini berarti membutuhkan waktu 7 tahun untuk bisa menyuntik 75% penduduk Indonesia. Makanya menurut Amir Soebandrio, vaksin produksi dalam negeri tetap dibutuhkan.
Pengadaan vaksin produksi sendiri juga menurutnya dengan tujuan agar Indonesia tidak hanya dijadikan pasar.
“Vaksin sudah jadi kita disuruh beli, padahal kemampuannya belum teruji. Belum tentu vaksin sesuai dengan virus yang beredar di Indonesia.”
Namun demikian Amir Soebandrio tetap berharap ada kerjasama dalam penanganan virus corona penyebab Covid-19 yang sudah banyak memakan ratusan ribu korban wafat di seluruh dunia ini.
“Kalau ada produsen yang lebih advance tentunya diharapkan menstransfer ilmunya, baik itu obat, cara penanganan virus, hingga vaksin.”
Sebelumnya, Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, Indonesia menjalin kerja sama dengan China dalam pengembangan vaksin Covid-19.
"Upaya untuk mengembangkan vaksin juga melalui kerja sama bilateral dengan pemerintah China melalui perusahaan Sinovac," kata Wiku saat menyampaikan keterangan pers di hadapan media luar negeri di kanal youtube Sekretariat Presiden, Kamis (11/06/20).
Tetapi ia juga mengatakan, saat ini pemerintah melalui Lembaga Biomolekuler Eijkman dan Universitas Airlangga juga terus berupaya menggelar serangkaian penelitian untuk menemukan vaksin yang dinamakan Vaksi Merah Putih itu.
Baca Juga: Hati-hati, Keseringan Duduk Lama Bisa Picu Munculnya Nyeri Sendi
Baca Juga: Rendah Kalori, Ternyata Alpukat Bisa Mengatasi Asam Lambung
Penelitian yang dilakukan Lembaga Eijkman dan Universitas Airlangga menyesuaikan dengan karakter virus corona yang menyebar di Indonesia.
"Sejumlah penelitian yang dilakukan Lembaga Eijkman dan Universitas Airlangga dalam memproduksi Vaksi Merah Putih menyesuaikan dengan karakteristik virus corona di Indonesia," lanjut dia.
Kata Wiku, sambil menunggu ketersediaan vaksin, semua elemen masyarakat harus tetap menerapkan protokol hidup sehat, serta menjaga jarak dan interaksi sosial.
Baca Juga: Studi: Bayi Tidur Bersama Orangtua Hingga 1 Tahun Lebih Sehat dan Cerdas
Sampai saat ini sudah ada 115 kandidat vaksin dari seluruh dunia untuk Covid-19. Delapan di antaranya siap untuk uji klinik, dan dua sudah siap untuk diuji di Indonesia. (*)
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | Kompas.com,Center for Disease Control and Prevention,Gridhealth.id,jurnas.com |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar