GridHEALTH.id - Baca Label Produk Susu Harus Jeli, Walau Pada Kemasan SKM Tertulis Susu, Isinya Diluar Dugaan
Jangan Salah Persepi dengan Label Susu pada SKM. Walau tertulis susu, tapi isinya bukan susu seperti yang kita bayangkan.
Baca Juga: Kembali Bikin Heboh, Herbal Covid-19 ala Hadi Pranoto di Jual Online Rp 275 Ribu
Sekarang ini pemerintah tengah gencar mengedukasi masyarakat, mengenai pentingnya membaca label pada kemasan makanan dan minuman yang akan dibeli.
Hal ini penting, karena baca label menentukan kesehatan kita. Baik saat ini juga dimasa mendatang.
Asal tahu saja, hanya dengan baca label kita bisa menghindari Penyakit Tidak Menular (PTM) yang dari tahun ke tahun selalu menjadi momok masalah kesehatan di Indonesia.
Baca Juga: Ternyata Ini Penyebabnya Mengapa Pasien Covid-19 Sulit Mencium Aroma
Terlebih di masa pandemi Covid-19 sekarang ini, penderita PTM menjadi target empuk bagi virus corona.
Ini terbukti, mereka yang menjadi korban virus corona banyak yang mempunyai latar belakang penyakit PTM. Misal, diabetes, jantung, dan lain sebagainya.
Mengutip dari gizi.fema.ipb.ac.id, pakar perilaku konsumen dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Profesor Ujang Sumarwan mengungkapkan, beragam masalah kesehatan di Indonesia di antaranya dipicu oleh ketidak-seimbangan asupan gizi.
Baca Juga: 1 Bulan Sepulang Perawatan di Rumah Sakit, Pasien Covid-19 Berisiko Mengalami Gangguan Kejiwaan
“Beragam keluhan kesehatan seperti obesitas, diabetes II, keluhan fungsi ginjal dan jantung, salah satunya dipicu oleh tidak seimbangnya konsumsi nutrisi tubuh, yang bisa berasal dari makanan atau minuman sehari-hari.”
Karenanya kita sebagai konsumen harus cerdas apalagi, mengtutip apki.or.id, dalam artikel berjudul Pentingnya Membaca Label Produk, menyebutkan jika saat ini banyak label dan iklan menggunakan kat-kata yang tidak atau kurang jujur sehingga dapat menyesatkan konsumen.
Nah, dengan membaca label pada kemasan produk yang akan kita beli juga berbekal pegetahuan kesehatan dan gizi yang dimiliki, hal semacam itu bisa dihindari.
Baca Juga: Peneliti Italia Temukan Penyintas Covid-19 Berisiko Alami Gangguan Jiwa
Contoh, saat kita akan membeli susu, terlebih susu itu untuk diberikan pada anak. Baca baik-baik label yang tertera pada kemasan. Sebab tidak semua produk susu sama, dan tidak semua produk yang bertuliskan susu itu adalah susu seperti yang kita ketahui dan bayangkan.
Susu kental manis alias SKM, misalnya. Bagi masyarakat awam produk tersebut adalah susu, seperti apada umunya susu yang baik bagi bagi tumbuh kembang anak.
Padahal, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan jika susu kental manis alias SKM, sebenarnya bukanlah produk susu seutuhnya.
Susu kental manis nyatanya juga tidak boleh diberikan pada anak-anak dibawah lima tahun. Ini harus diperhatikan oleh semua orangtua.
Baca Juga: Presiden Filipina Rodrigo Duterte Murka Kepada Dokter, Ancam Bunuh Seluruh Pasien Positif Covid-19
Mengenai hal tersebut, GridHEALTH.id mewawancarai Dr. Eko Hari Purnomo, STp., MSc, dari Departemen Ilmu dan Tekologi Pangan, Institut Pertanian Bogor.
Menurutnya, susu kental manis adalah susu dengan kandungan gula yang tinggi.
Oleh sebab itu tidak untuk diberikanpada anak sebagai minuman, apalagi bagi bayi.
Sebab susu kental manis hanya untuk diaplikasikan pada produk pangan lain seperti martabak atau kue. Sebagai pelengkap, sebagai topping.
Saat ditanya mengenai kandungan dan fakta gizi dari susu kental manis, dan apakah susu kental manis termasuk sebuah produk susu?
“Susu kental manis adalah susu karena merupakan produk turunan susu (mengandung susu) sebagaimana telah diatur oleh peraturan kepala BPOM tentang kategori pangan dan juga selaras dengan standar internasional."
Baca Juga: Wali Kota Risma Sebut Surabaya Zona Hijau Covid-19, Pakar Epidemiologi: 'Hijau Semangka', Kenapa?
Namun, andungan utama dalam susu kental manis adalah gula, lemak, dan protein.
Karenanya, apabila anak diberikan susu kenta manis dalam jangka waktu lama, maka dapat berdampak terhadap asupan gula yang berlebih.
“Seperti diketahui asupan gula berlebih berpotensi menimbulkan permasalahan jangka panjang seperti diabetes,” tegas Eko.
Baca Juga: Ridwan Kamil Minta Kantor-kantor Rutin Buka Jendela, Setelah Kejadian Klaster Covid-19 Gedung Sate
Asal tahu saja, Kandungan gula pada susu kental manis dapat mencapai di atas 50% dari berat total. “Kandungan gula pada susu kental manis dapat diukur dengan menggunakan alat refractometer,” ungkap Eko.
Padahal, World Health Organization (WHO) menyarakan masyarakat mengurangi asupan gula hingga kurang dari 10 persen dari total asupan energi, baik bagi orang dewasa maupun anak-anak.
Bahkan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia juga memberikan anjuran konsumsi gula, garam, dan lemak yang ideal bagi individu per hari sebagai G4, G1, dan L5.
Anjuran G4, G1, dan L5 adalah konsumsi dengan takaran gula sebanyak empat sendok makan (50 gram), garam sebesar satu sendok teh (5 gram), dan lemak sejumlah lima sendok makan (67 gram) setiap harinya.
Konsumsi gula, garam, dan lemak sejatinya harus dijaga karena jika berlebihan akan menimbulkan risiko berbagai penyakit tidak menular seperti, hipertensi, stroke, diabletes, dan serangan jantung.
Upaya itu dilakukan tak lain untuk menyadarkan masyarakat dalam menghindari makanan atau minuman (mamin) yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan.
Baca Juga: 5 Makanan Sembuhkan dan Cegah Stroke juga Darah Tiggi, Pembuluh Darah Menjadi Bersih dan Elastis
“Padahal, meski bernama susu, susu kental manus ternyata dampaknya tak semanis rasanya,” ucap Netty.
Menurut Netty, susu kental manis adalah susu yang dibuat dengan melalui proses evaporasi atau penguapan dan umumnya memiliki kandungan protein yang rendah.
Susu kental manis juga diberikan gula tambahan, hal ini menyebabkan susu kental manis memiliki kadar protein rendah dan kadar gula yang tinggi.
“Jadi, susu kental manis tidak boleh diberikan pada bayi dan anak, karena memiliki kadar gula yang tinggi dan kadar protein yang rendah, yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan anak-anak yang mengkonsumsinya,” tutur Netty.
Baca label produk makanan dan minuman wajib berbekal pengetahuan prihal kesehatan dan gizi, supaya tidak salah persepsi.(*)
Baca Juga: Fakta Baru Mengenai Asal Virus Corona, Setelah ini Dirinya Bisa Hilang Kapan Saja Oleh Tentara Merah
#berantasstunting
#HadapiCorona
Source | : | GridHealth.ID,gizi.fema.ipb.ac.id |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar