GridHEALTH.id - Ruang Kosong Komunikasi Pemerintah Indonesia Berdampak, Ramai Suara Covid-19 Konspirasi Belaka
Ramai suara influencer menyuarakan ketidak percayaan Covid-19, anggap konspirasi belaka, bukti ada ruang kosong komunikasi di pemerintahan sekarang.
Baca Juga: Kemenkes Tegaskan Hanya Vaksin untuk Atasi Covid-19, Jamu dan Herbal?
Itulah yang terjadi sekarang ini.
Karenanya ada ruang kosong komunikasi publik. Banyak pihak yang memanfaatkan untuk menggaungkan suaranya prihal pandemi Covid-19 saat ini. Yang mungkin tak dimengerti seutuhnya olehnya.
Hal itu gambaran politik saat pandemi Covid-19 yang digambarkan oleh Johan Budi Sapto Prabowo.
Anggota Komisi II DPR Johan Budi Sapto Prabowo mengatakan, ada ruang kosong dalam komunikasi publik pemerintah terkait Covid-19.
Akhirnya itu dimanfaatkan sejumlah pihak untuk membuat banyak lelucon atau menyampaikan klaim tertentu yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Tak terkecuali sua-suara ketidak percayaan pada pandemi Covid-19, yang dianggap konspirasi belaka.
Sedihnya hal ini sudah mulai banyak diangkat oleh influencer yang mempunyai banyak fans, tapi tidak mengerti ilmu dan informasi prihal pandemi Covid-19 seutuhnya.
Baca Juga: Asam Sitrat di Jeruk Nipis Berkhasiat Cegah Penyakit Batu Ginjal
Ruang kosong ini menurutnya juga memanfaatkan ketidaktahuan masyarakat terhadap kondisi pandemi saat ini.
"Saya yakin mungkin tidak sampai 50 persen publik yang tahu bagaimana sebenarnya pandemi itu. Sehingga muncul lelucon-lelucon yang kemudian memanfaatkan ruang kosong yang tidak disampaikan pemerintah."
Hal itu disampaikan Johan Budi dalam diskusi daring bertajuk "Komunikasi Publik dalam Penanggulangan Covid-19 di Era New Normal", Rabu (5/8/2020).
Baca Juga: Layaknya Covid-19, Swab Tenggorokan Bisa Deteksi Pilek pada Kelamin
"Selain itu diisi juga pernyataan orang yang menyampaikan sudah menemukan obat Covid-19 itu," lanjutnya.
Persepsi publik soal pandemi sangat mudah dipengaruhi sehingga komunikasi publik yang baik dari pemerintah sangat penting dalam situasi saat ini.
Komunikasi publik di masa pandemi, atau yang dia sebut sebagai komunikasi krisis, menurut mantan Juru Bicara KPK ini memiliki dua tujuan.
Baca Juga: Komitmen Menkes Terawan Prioritaskan Pencegahan Stunting di Masa Pandemi
Pertama, mempengaruhi perilaku publik untuk mematuhi protokol kesehatan.
Kedua, mendorong masyarakat ikut berperan dalam menghentikan penularan Covid-19.
"Pengelolaan komunikasi publik saat krisis ini perlu memperhatikan beberapa hal.
Baca Juga: Terkait Obat Covid-19 Buatan Hadi Pranoto, Kemenkes: 'Jamu Itu Hanya Untuk Penyakit Komorbid'
"Pertama, harus diidentifikasi dulu apa, bagaimana, dan dampak dari pandemi Covid-19," katanya.
Kedua, diidentifikasi pula pihak mana saja yang terkait dengan penanganan Covid-19.
"Setelah diidentifikasi, kita kemudian rumuskan apa ruang lingkup krisis, pelaku siapa dan berapa banyak.
"Kemudian informasi apa yang dibutuhakn publik terkait Covid-19," tutur Johan Budi.
Ketiga, merumuskan manajemen krisis yang memetakan persoalan dan mencari solusi atas komunikasi publik saat pandemi.(*)
Baca Juga: Terkait Obat Covid-19 Buatan Hadi Pranoto, Kemenkes: 'Jamu Itu Hanya Untuk Penyakit Komorbid'
#berantasstunting
#HadapiCorona
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Johan Budi: Ada Ruang Kosong Komunikasi Publik Pemerintah dan Dimanfaatkan Pihak Tak Bertanggung Jawab"
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar