GridHEALTH.id - Presiden Joko Widodo kembali mendapat kritikan keras terkait penanganan wabah virus corona (Covid-19) di Indonesia.
Kali ini Ahli Epidemiologi FKM UI, Pandu Riono yang melayangkan kritikan keras kepada Presiden Jokowi.
Menurutnya sebagai Presiden, Jokowi seharusnya hadir secara penuh dalam penanganan Covid-19, bukan satgas ataupun komite.
"Kalau melihat problem penanganan Covid dan dampaknya dalam masalah ekonomi, maka ini tidak bisa ditangani oleh gugus tugas, komite, satgas. Ini harus ditangani oleh negara. Siapa negara itu ? ya Presiden dengan Kementeriannya," ucap Pandu Riono dalam tayangan Indonesia Lawyers Club, Selasa (11/8/2020).
Baca Juga: Satu Lagi Pejabat Kena Covid-19, Bupati Aceh Singkil : 'Aneh, Saya Tak Merasakan Gejala Apa pun'
Baca Juga: Klaim Obat Palsu Covid-19 Ternyata Paling Banyak Disebarkan Influencer
Pandu mengatakan saat ini Indonesia berada di posisi sebagai negara yang tidak aman. "Indonesia nomor tiga terbawah sebagai negara yang aman. Artinya apa? Kita masih belum berhasil menghadapi pandemi," pungkas Pandu Riono.
Melanjutkan kritikannya, Pandu Riono pun menyinggung soal pernyataan Jokowi.
Hal itu berkenaan dengan pernyataan Jokowi soal kewaspadaan menghadapi gelombang kedua Covid-19. Padahal menurut Pandu, Indonesia bahkan belum menghadapi puncak di gelombang pertama.
"Yang dilempar isu apa ? Hati-hati dengan gelombang kedua. Padahal gelombang pertama saja belum selesai. Kita masih terus naik. Kalau ditanya kapan puncaknya, saya tidak tahu lagi. Artinya apa ? artinya kita gagal menghadapi pandemi," tegas Pandu Riono.
Membandingkan Indonesia dengan beberapa negara terdekat, Pandu menjabarkan kenapa negaranya masih belum berhasil menangani virus corona.
Hal itu lagi-lagi menurut Pandu disebabkan oleh sosok Presiden. "Kenapa kita enggak bisa berhasil seperti Thailand, Vietnam, New Zealand.
Baca Juga: Wali Kota Malang Kumpulkan Tokoh Agama, Cegah Pengambilan Paksa Jenazah Covid-19
"Kenapa kita enggak berhasil ? Karena kita enggak serius. Kenapa kita enggak serius ? karena tidak direspons sebagai suatu negara. Negara itu, presiden. Pak Jokowi harus memimpin langsung," imbuh Pandu Riono.
Kepada publik, Pandu mengkritisi keputusan Presiden yang justru membentuk satgas dan komite guna menangani virus corona.
Baca Juga: Bantuan Pemerintah di Masa Pandemi Covid-19 Selain Bansos dan BLT; Ada Subsidi Hingga Listrik Gratis
Seharusnya menurut Pandu, yang mengendalikan guna penanganan Covid-19 adalah Presiden sendiri dibantu Kementerian.
"Menurut saya, komite bersama, satgas, itu dikembalikan ke kementerian masing-masing. Sehingga bisa langsung bekerja sesuai tugasnya. Dan bisa diawasi oleh DPR," kata Pandu Riono.
Menyinggung soal kabinet periode kedua pimpinan Jokowi, Pandu memberikan saran dengan pernyataan satire.
Bahwa Jokowi seharusnya mengganti nama kabinetnya menjadi kabinet Covid. Sebab diyakini Pandu, sampai masa jabatan Jokowi berakhir, Indonesia masih belum bisa lepas dari pandemi Covid-19.
"Pak Jokowi dalam periode kedua ini, itu ganti lah namanya (menjadi) kabinet Covid. Karena sampai beliau selesai nanti, itu masih ada masalah Covid. Walaupun sudah ada vaksin, tapi vaksin itu bukan solusi, masih banyak yang harus dilakukan," ungkap Pandu Riono.(*)
#berantasstunting #hadapicorona
Artikel ini telah tayang di TribunBogor dengan judul Singgung Jokowi soal Kegagalan Hadapi Pandemi Corona, Ahli Epidemiologi: Ganti Namanya Kabinet Covid
Source | : | TribunnewsBogor.com |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar