Sebaliknya, jika jantung berdenyut terlalu cepat dalam jangka waktu yang lama, maka dapat menimbulkan gejala berdebar, sesak napas maupun nyeri dada.
Dalam jangka panjang akan mengakibatkan gagal jantung kongestif menetap yang tentunya akan sangat merugikan kesehatan pasien. Gagal jantung kongestif adalah kondisi di mana jantung tidak memompa darah yang cukup ke organ tubuh dan jaringan lain.
Baca Juga: Studi: Kecil Kemungkinan Ibu Menularkan Covid-19 Pada Bayi Baru Lahir
“Aritmia disebabkan oleh gangguan impuls jantung maupun gangguan penghantaran listrik jantung. Hal ini dapat terjadi bila sel saraf khusus yang bertugas menghasilkan dan menghantarkan listrik tidak bekerja dengan baik. Aritmia ini juga dapat terjadi bila bagian lain dari jantung menghasilkan sinyal listrik yang abnormal.
“Denyut jantung berdetak cepat disebut takiaritmia, sebaliknya denyut jantung yang melambat dikenal sebagai bradiaritma.
Bila aritmia tidak tertangani dengan baik dapat menyebabkan kerusakan otak secara permanen hingga kematian mendadak,” jelas dokter Agung seperti dikutip dari laman Awal Bros.
Ia mengatakan bahwa aritmia dapat dipicu oleh stres, kelelahan, maupun gangguan jantung lain. Misalnya serangan jantung maupun kelainan katup jantung.
Mungkin hal itu pula yang dialami Irene Justine ini pada Mei 2016 lalu.
Ibu satu anak ini meninggal mendadak dan lebih mengejutkannya lagi, ia meninggal setelah 'ambruk' saat melakukan syuting acara game live di televisi RCTI, Jumat (26/5/2016)
Kala itu, Irene Justine baru berusia 22 tahun.
Source | : | tribunnews,Wiken Grid,GridHealth.ID |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar