Terlepas dari itu, dikutip dari Kumparam.com (20/08/2020), ada sejumlah pernyataan kritis pernyataan Pandu Riono terkait virus corona.
Misalnya menyoroti promosi wisata di tengah pandemi, mengkritisi pelonggaran PSBB, mengkritik diizinkannya karyawan/pegawai usia 45 tahun ke bawah boleh bekerja, dan menyoal istilah new normal.
Rencana pemerintah untuk membuka kembali semua jenjang sekolah di zona corona hijau dan kuning juga tak luput dari pantauan Pandu.
Menurutnya, kebijakan yang diambil berdasarkan warna zona semacam itu punya potensi risiko yang tinggi. Sebab, warna zona sangat mungkin tidak merepresentasikan tingkat persebaran corona di wilayah yang ditampilkan.
”Jangan percaya dengan warna zona mas menteri,” tulis Pandu dalam posting-an Instagram yang menampilkan foto Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim, Sabtu (8/8).
”(Zona) hijau bisa bukan berarti hijau. (Zona) kuning bisa bukan berarti kuning. Hijau, kuning bisa saja sebenarnya merah,” kicaunya lagi.
Dalam kicauan Twitter-nya pada hari yang sama, Pandu juga menyuguhkan gambar data pergerakan penduduk yang dihimpun Tim FKM UI dari Facebook GeoInsight.
Baca Juga: Jangan Terpukau Iklan, Ini Akibatnya Bila Salah Memilih Kosmetik
Baca Juga: Makan Malam Lebih Awal Bantu Bakar Lemak dan Turunkan Gula Dara
Data tersebut menyimpulkan, zonasi warna risiko persebaran virus corona di Indonesia tidak akurat. Sebab, mobilisasi penduduk masih tinggi, serta jumlah tes yang masih sangat minim, menyebabkan zonasi hijau tak menjamin risiko penularan corona yang lebih rendah ketimbang zona warna lain. (*)
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | Kompas.com,kumparan.com,gelora.co.id |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar