Mereka mengembangkan peningkatan "kapasitas migrasi dan invasif," serta resistansi terhadap dua obat yang sering digunakan untuk mengobati kanker, studi tersebut menemukan.
Ketika sel disuntikkan ke tikus, mereka menghasilkan tumor metastasis di paru-paru.
Jadi bagaimana MMA menyebabkan perubahan ini pada sel kanker? Kuncinya tampaknya pada semacam pemrograman ulang yang "mengaktifkan" gen yang disebut SOX4.
Penelitian sebelumnya menunjukkan SOX4 mendorong sel kanker menjadi lebih agresif dan rentan terhadap metastasis.
Untuk menguji apakah memang SOX4 yang mengubah kualitas sel kanker, tim memblokir ekspresi gen tersebut dan menemukan bahwa MMA tampaknya tidak lagi memiliki efek yang sama.
Memblokir SOX4 juga menghentikan proses di mana sel kanker mampu melawan dua pengobatan kanker.
"Penemuan ini adalah awal dari banyak penyelidikan dalam berbagai arah," kata John Blenis, profesor farmakologi di Weill Cornell Medicine, yang memimpin penelitian.
Baca Juga: Mudah Didapat, Ternyata Dua Bahan Ini Bisa Bikin Miss V Jadi Harum
Baca Juga: Flek Hitam di Wajah Membandel? Ini Solusi Mudah untuk Menghilangkannya
"Tapi harapan kami secara keseluruhan adalah bahwa pada akhirnya kami akan dapat mengembangkan terapi untuk mengurangi tingkat MMA dan dengan demikian mengurangi kematian akibat kanker," kata Blenis dalam pernyataan yang dikeluarkan oleh Weill Cornell Medicine.
Source | : | The Daily Sabah |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar