Seperti bayangan yang tiba-tiba datang ketika akan menghadapi suatu hal. Entah bayangan tersebut baik atau buruk, ‘gambaran’ ini datang secara sekelebat di depan mata.
Intuisi menjadi satu hal penting pada orang yang memiliki kepekaan, namun tidak berjalan baik pada orang yang mendasari segala perilakunya berdasarkan logika.
Hal ini terjadi ketika seseorang terus-menerus mengembangkan kebiasaan bergosip sehari-hari.
Baca Juga: Jangan Ditunda, 7 Pemeriksaan Kesehatan Tetap Harus Dilakukan di Masa Pandemi Covid-19
3. Bergosip menyebabkan depresi
Senang bergosip membicarakan orang lain mengarahkan kehidupan kita seperti terisolasi, yang pada gilirannya menyebabkan depresi.
Gosip tidak memiliki tujuan apapun, karena bicara tanpa berpikir panjang di belakang seseorang yang sedang asyik digosipkan.
Seseorang yang bergosip sepanjang waktu tidak memiliki banyak teman karena sifat yang satu ini. Hal inilah yang nantinya menyebabkan depresi.
Source | : | Tribunnews.com |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar