GridHEALTH.id - Nama Bu Tejo akhir-akhir ini kerap kali menjadi trending pembicaraan warganet di media sosial.
Berawal dari film pendek berlatar belakang Yogyakarta bertajuk 'Tilik', tokoh Bu Tejo resmi mencuri perhatian publik.
Lantaran semua hal yang dibicarakan Bu Tejo dinilai sekadar gosip, wanita satu itu pun dianggap sebagai penyebar fitnah di kalangan ibu-ibu kampung tersebut.
Sepanjang jalan Bu Tejo (diperankan Siti Fauziah) menggunjingkan sosok Dian, seorang kembang desa.
Namun tahukah, rupanya tokoh Bu Tejo ini menarik perhatian mulai dari orang awam hingga para psikologis.
Baca Juga: Ingin Kulit Bayi Putih dan Bersih? Coba Konsumsi 5 Makanan Ini Selama Masa Kehamilan
Bahkan sikap bergosip yang tiada hentinya itu membuat segelintir orang mencemaskan dampak bagi kesehatan pada wanita.
Melansir laman Tribunnews.com, ada beberapa dampak negatif bergosip bagi kesehatan, diantaranya:
1. Bergosip mempengaruhi penilaian
Bergosip cenderung mempengaruhi penilaian seseorang.
Karena mempengaruhi otak, orang tersebut tidak bisa benar-benar berpikir secara jernih.
Seorang biang gosip selalu terus berpikir tentang keburukan orang-orang, inilah alasan dia akan kehilangan kapasitas berpikir untuk menilai dirinya sendiri.
Baca Juga: Waspadai Trikomoniasis, Penyakit Menular Seksual yang Bisa Bikin Mandul
2. Bergosip mempengaruhi persepsi visual
Kebiasaan bergosip bisa mempengaruhi penglihatan normal seseorang.
Hal ini disebut sebagai ‘persaingan teropong’ (Binocular Rivalry), sebuah fenomena dari persepsi visual dimana mata mempersepsikan gambar yang berbeda terhadap sebuah stimulus.
Hal ini berkaitan dengan intuisi seseorang. Intuisi datang dengan sendirinya ketika akan melakukan sesuatu, menunjukkan, mengarahkan menuju sesuatu tersebut.
Seperti bayangan yang tiba-tiba datang ketika akan menghadapi suatu hal. Entah bayangan tersebut baik atau buruk, ‘gambaran’ ini datang secara sekelebat di depan mata.
Intuisi menjadi satu hal penting pada orang yang memiliki kepekaan, namun tidak berjalan baik pada orang yang mendasari segala perilakunya berdasarkan logika.
Hal ini terjadi ketika seseorang terus-menerus mengembangkan kebiasaan bergosip sehari-hari.
Baca Juga: Jangan Ditunda, 7 Pemeriksaan Kesehatan Tetap Harus Dilakukan di Masa Pandemi Covid-19
3. Bergosip menyebabkan depresi
Senang bergosip membicarakan orang lain mengarahkan kehidupan kita seperti terisolasi, yang pada gilirannya menyebabkan depresi.
Gosip tidak memiliki tujuan apapun, karena bicara tanpa berpikir panjang di belakang seseorang yang sedang asyik digosipkan.
Seseorang yang bergosip sepanjang waktu tidak memiliki banyak teman karena sifat yang satu ini. Hal inilah yang nantinya menyebabkan depresi.
4. Bergosip mempengaruhi produktivitas
Gosip mempengaruhi produktivitas kerja seseorang secara keseluruhan.
Seseorang selalu berpikir tentang orang lain dan kejelekan mereka.
Akhirnya, hal itu mempengaruhi cara dan hasil dari pekerjaan yang dia kerjakan.
Parahnya, hal ini juga berakibat menurunkan tingkat konsentrasi seseorang.
Baca Juga: Studi: Anak-anak Kehilangan Keterampilan Menggambar Akibat Kecanduan Layar Gadget
5. Bergosip mengurangi motivasi
Orang normal umumnya selalu mencari inspirasi dan motivasi dimanapun dan kapanpun demi mealtih proses pengembangan diri (Self Development).
Tapi, hal ini tidak berlaku dengan seorang penggosip. Saat dia terus-menerus bergosip membicarakan orang lain, secara tidak sadar kebiasaan ini mengarahkannya ke dalam keadaan demotivasi (kehilangan motivasi).
Akhirnya seseorang merasa tak berdaya jika dihadapkan dalam situasi seperti ini.
6. Bergosip dapat menyebabkan stres
Memperhatikan atau mendengarkan gosip sepanjang waktu juga dapat menyebabkan stres.
Orang sering memandang keliru bahwa bergosip sebenarnya baik untuk kesehatan.
Tapi, itu adalah sebaliknya. Bergosip justru mengarahkan ke dalam kondisi stres, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan lainnya dalam tubuh.
Baca Juga: Tak Perlu Obat Dokter, Bahan Alami Satu Ini Efektif Mengobati Infeksi Saluran Pernapasan Atas
7. Bergosip mempengaruhi harga diri (Self Esteem)
Biasa bergosip juga mempengaruhi mental seseorang.
Khususnya mempengaruhi harga diri, terutama jika seseorang mendengar sesuatu yang berhubungan dengan dirinya.
Karena bergosip bukanlah praktik yang baik, maka hal ini menciptakan mental blok dalam diri kita sendiri.
Ini adalah kebiasaan yang membuang-buang waktu dan energi, karena memang terbukti dapat mempengaruhi kesehatan fisik seseorang.
Kebanyakan orang percaya bahwa bergosip adalah cara untuk melampiaskan segala hal yang dianggapnya ‘buruk’, padahal ‘baik’ dan ‘buruk’ itupun sendiri juga relatif jika kita bisa memandang suatu permasalahan dalam gambaran secara besar.
Tapi, hal ini sebenarnya berbahaya bagi tubuh dan pikiran. Keseringan bergosip juga dapat mempengaruhi sebagian besar hubungan.
Nah, itulah dia dampak negatif dari bergosip bagi kesehatan.
Jadi masih mau bergosip layaknya Bu Tejo di film pendek 'Tilik'? (*)
Baca Juga: 4 Cara Mudah Kurangi Rasa Mual yang Sering Terjadi Ketika Wanita Hamil
#hadapicorona
Source | : | Tribunnews.com |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar