Baca Juga: Klaster Perkantoran Makin Bertambah, Kemenkes Wajibkan Kantor Miliki Tim Penanganan Covid-19
Tak tanggung-tanggung, pemerintah telah mendapat komitmen pengadaan vaksin Covid-19 hingga 290 juta dosis yang cukup digunakan sampai akhir 2021.
Hal itu disampaikan Presiden Joko Widodo saat membuka rapat terbatas tentang penanganan Covid-19 di Istana Merdeka , Jakarta, Senin (24/8/2020).
"Tadi saya dapat laporan dari Bu Menlu, Pak Menteri BUMN, sampai akhir 2021 kita sudah kurang lebih mendapatkan komitmen 290 juta (dosis vaksin). Sebuah jumlah yang sangat besar sekali," kata Jokowi.
Karenanya menurut Jokowi kini Indonesia menjadi negara yang paling siap dalam menyediakan vaksin untuk warganya di ASEAN.
Baca Juga: Usain Bolt Positif Terinfeksi Virus Corona, Begini Keadaannya
Sebab, Jokowi melihat negara lain baru mendapat komitmen produksi vaksin Covid-19 sebanyak 1-2 juta dosis.
Dengan demikian, Jokowi menambahkan, penanganan Covid-19 yang dilakukan Indonesia sudah di jalur yang benar.
Ia berharap hal tersebut didukung komunikasi publik yang baik sehingga aktivitas ekonomi.bisa berangsur normal.
"Saya kira ini berita sangat bagus. Kita harapkan dengan perbaikan komunikasi yang baik, confidence market betul bisa kita berikan pada mereka. Jadi yang mengenai pengadaan vaksin saya kira tadi disampaikan oleh Bu Menlu, Pak Erick (Thohir) nanti tolong diulang lagi," kata Jokowi.
Presiden semakin optimistis Indonesia bakal mendapat stok vaksin Covid-19 yang mencukupi lantaran hingga akhir 2020 sudah mendapat komitmen pengadaan 20-30 juta dosis vaksin.
Karena itu ia berencana menjual vaksin ke negara lain bila stok di dalam negeri berlimpah "Sehingga nanti jika vaksin merah putih ketemu, kita bisa produksi lebih banyak kalau memang apa yang kita miliki berlebih, dari yang ingin kita gunakan, ya enggak apa-apa dijual ke negara lain," ucap Jokowi.
Baca Juga: Khawatir Bayi Tertular Covid-19? Perhatikan 5 Hal Penting Memandikan Bayi di Era New Normal
Source | : | kompas,dailymail.co |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar