GridHEALTH.id - Dalam satu bulan belakangan ini, negara-negara maju dan besar di dunia sibuk dengan klaim dan kebut-kebutan sebagai negara penemu vaksin Covid-19 pertama.
Setelah Amerika Serikat gembar gembor dan klaim perusahaan farmasi yang berasal dari negara sudah siap dalam pengujian tahap akhir vaksin Covid-19, China langsung unjuk gigi.
China juga Rusia tak mau kalah pamor.
Baca Juga: Presenter Susan Bachtiar Mengalami Infeksi Saluran Kemih, Ngaku; 'Banyak Duduk. Lupa Minum'
Rusia lansung klaim sebagai negara oenyedia dan pembuat vaksin Covid-19 pertama dengan nama Sputnik V.
China pun tak tingal diam, meluncurkan vaksin Covid-19 pertamanya yang dinamakan "Ad5-nCoV".
Seolah tak mau kalah, Rusia belum lama ini langsung unjuk gigi masuk dalam tahap penelitian akhir vaksin Covid-19 ke dua buatan negaranya.
Melansir Daily Mail (22/8/2020), Rusia kembali mengagatekan dunia dengan statments 'vaksin Covid-19 kedua sedang dalam perjalanan untuk 'menghindari efek samping dari yang pertama'.
Baca Juga: Salah Pola Makan di Usia Remaja, Berisiko Anaknya Kelak Kurang Gizi dan Stunting
Vaksin kedua yang tengah dipersiapkan Rusia sendiri dijuluki EpiVacCorona.
EpiVacCorona dikembangkan di bekas pabrik penelitian senjata biologi rahasia Soviet di Siberia, yang sekarang menjadi lembaga virologi terkemuka di dunia.
Lain negara besar dan maju, lain pula dengan Indonesia yang masih dalam jajaran negara berkembang.
Indonesia harus cerdik dalam menghadapi pandemi global Covid-19.
Karenanya Indonesia mengambil strategi itu.
Baca Juga: 10 Makanan Pengencer Darah Alami Ini Bisa Hindari Gangguan Jantung
Source | : | kompas,dailymail.co |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar