Menyoroti kerja sama dan langkah yang diambil pemerintah Indonesia terkait keputusan impor vaksin tersebut, pakar epidemiologi Dicky Budiman menyebutnya sebagai satu langkah yang positif dan cerdik.
Namun, Dicky menyebutkan, pengamanan vaksin ini akan lebih baik jika dilakukan pemerintah ke lebih dari satu pemasok.
Hal ini untuk mengantisipasi apabila calon vaksin dari satu produsen ternyata belum dinyatakan berhasil.
"Harus ada diversifikasi untuk meningkatkan peluang, adapun jumlahnya bisa ditentukan pemerintah sesuai analisis kebutuhan berdasar kajian dan rencana. Sembari memastikan adanya klausul transfer of knowledge dan teknologi sehingga kita diuntungkan," kata dia.
Baca Juga: Menangani Luka Diabetes di Kaki Tepat, Amputasi Bisa Dihindari
Diversifikasi bisa dilakukan dengan pengembang calon vaksin dari negara lain, misalnya Inggris, Korea Selatan, dan Australia.
"Saya melihat pilihannya ada pada vaksin dari China, UK, USA, Korea, dan Australia," sebut Dicky.
Dicky menekankan, adanya vaksin atau obat ini hanya salah satu strategi untuk mengatasi pandemi.
Masih ada hal lain yang harus dilakukan, untuk benar-benar terhindar dari paparan virus tersebut.
Baca Juga: Seluruh Dunia Kena Covid-19, 10 Negara Ini Aman Tidak Tersentuh
"Tetap harus dipahami bahwa strategi penyelesaian pandemi dengan karakter seperti Covid-19 ini tidak bisa hanya mengandalkan vaksin dan obat saja. Namun tetap harus menjaga optimalisasi program testing, tracing, isolasi, dan perubahan perilaku," kata dia.(*)
#berantasstunting
#HadapiCorona
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Persiapan Indonesia Amankan 290 Juta Stok Vaksin Covid-19...
Source | : | kompas,dailymail.co |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar