"Banyak perempuan yang tidak mendapat akses fasilitas kesehatan yang memadai sehingga menyebabkan angka kesakitan atau komplikasi kehamilan."
"Sebagai contoh, tingginya angka Intrauterine fetal Death (IUFD) atau kematian janin dalam kandungan meningkat dalam 2 bulan terakhir, dikarenakan alasan utamanya adalah takut pergi ke rumah sakit," ujar dr. Upik dalam virtual media briefing '10 Tahun Bamed, Satu Dekade Penuh Syukur', Rabu (26/8/2020) siang.
"Biasanya kami mungkin menemukan 1 kali (kasus kematian janin) dalam 2 bulan, ini dalam sebulan bisa sampai 5-6 kasus kematian janin," tambahnya.
Baca Juga: Usai Didoakan Jelek, Ustaz Yusuf Mansur Dikabarkan Meninggal Dunia setelah Jalani Operasi, Benarkah?
Upik menyatakan jika penyebab kematian ibu terbanyak dikarenakan terjadinya pendarahan, eklamsia, dan infeksi.
Ditambah lagi terbatasnya akses kontrasepsi, menyebabkan terjadinya peningkatan angka kehamilan yang cukup bermakna.
Begitupun perihal kebutuhan memiliki keturunan juga dianggap suatu kedaruratan karena terkait usia dan keterbatasan waktu.
Source | : | BKKBN |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar