GridHEALTH.id - Pandemi Covid-19 menyedot perhatian dunia.
Tapi tahukah, walau dimasa pandemi Covid-19, justru WHO tak berkedip pada kasus menakutkan.
Ya, WHO tak berkedip fokus memerhatikan penyebaran virus paling mematikan di dunia, yang kini penyebarannya semakin meluas.
Virus tersebut adalah Ebola.
Baca Juga: Anies Diperkirakan Perpanjang PSBB Lagi, Pandu Riono Beri Pesan Ini
Ya, Ebola! Dia adalah virus yang hingga kini paling mematikan di dunia.
Kenapa mematikan? Karena harapan hidup manusia yang terinfeksi ebola kecil.
Lebih menyeramkannya lagi virus ebola menginfeksi begitu cepat.
Penularan ebola masuk ke tubuh manusia melalui kontak dekat dengan darah, kotoran, atau organ tubuh hewan yang terinfeksi virus.
Ebola menyebar melalui penularan dari manusia ke manusia lain melalui:
Baca Juga: Sebelum Beli Produk Pangan dalam Kemasan, Cek Informasi Ini di Labelnya
* Kontak dengan darah atau cairan tubuh seseorang yang terinfeksi ebola atau telah meninggal karena ebola
* Kontak dengan benda yang terkontaminasi cairan tubuh (darah, tinja, muntah) penderita ebola
Petugas kesehatan yang sering terpapar virus ebola saat merawat pasien ebola bisa tertular penyakit ini.
Upacara pemakanan yang melibatkan kontak langsung dengan tubuh penderita ebola tanpa protokol kesehatan juga bisa menjadi medium penularan penyakit.
Setiap orang yang darahnya mengandung virus ebola dapat menularkan penyakit ini.
Ibu hamil yang mengidap ebola akut dan sudah sembuh pun kemungkinan masih bisa menularkan virus ebola ke bayinya lewat ASI atau proses persalinan.
Untuk itu, perempuan yang sewaktu hamil mengidap ebola perlu dites ebola, sebelum bisa menyusui bayinya.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kecepatan penyebaran virus ebola yang mematikan di daerah terpencil dan berhutan lebat di Provinsi Equateur di Republik Demokratik Kongo (DRC) mengkhawatirkan.
Dilansir dari National Interest, Selasa (25 Agustus 2020), WHO Afrika dan pejabat kesehatan lokal telah melaporkan seratus kasus lebih dalam tiga bulan ini.
Hal ini bersama dengan empat puluh tiga kematian yang dikonfirmasi.
Wabah ebola, yang kesebelas di Kongo sejak 1976, diumumkan pada 1 Juni, ketika sekelompok kasus ditemukan di ibu kota provinsi Mbandaka, sebuah kota dengan populasi hampir setengah juta orang.
Wabah yang sebelumnya menyebar di North Kivu dan Ituri provinsi, dianggap terbesar dalam sejarah negara itu.
Ebola telah menginfeksi 3.481 orang dan membunuh kira-kira 2.300.
Karena penyebaran virus yang sangat luas — terdiri dari sebelas zona kesehatan — WHO mencatat bahwa mungkin ada kesulitan dalam menjangkau komunitas yang terkena dampak.
“Ini memprihatinkan karena semakin lama pasien pergi tanpa pengobatan, yang menurunkan peluang mereka bertahan hidup, dan semakin lama virus dapat menyebar tak terlihat di masyarakat,” kata Tedros selama baru-baru media briefing, mengutip dari Intisari.id (26 Agustus 2020).
“Situasi ini semakin diperumit oleh pemogokan oleh petugas kesehatan, yang memengaruhi kegiatan termasuk vaksinasi dan penguburan yang aman."
"DRC memiliki tenaga kerja terlatih terbaik di dunia untuk Ebola. Situasi ini perlu diselesaikan secepat mungkin.”
Untungnya mogokk tenaga kesehatan sekarang telah berakhir, tetapi kurangnya sumber daya keuangan terus menjadi rintangan utama dalam upaya memerangi penyakit tersebut .
“Masih ada kebutuhan mendesak untuk peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan logistik untuk mendukung tanggapan yang efektif di wilayah geografis yang terus berkembang, dan untuk membantu pejabat kesehatan mengidentifikasi kasus lebih awal,” kata Tedros.
WHO sangat prihatin bahwa virus tersebut berpotensi menyebar dengan cepat ke daerah padat penduduk lainnya.
Selain virus Ebola, DRC saat ini sedang memerangi wabah besar virus corona baru , campak , malaria , dan monkeypox.
Untuk diketahui, ebola adalah virus infeksi yang menyebabkan pendarahan parah, kegagalan organ, dan berdampak fatal apabila tidak ditangani dengan tepat.
Ebola berasal dari keluarga virus filoviridae. Ada tiga genus.
Virus ebola sendiri telah memiliki enam jenis spesies yang telah diidentifikasi.
Di antaranya zaire, bundibugyo, sudan, hutan taï, reston, dan bombali.
Virus yang menyebabkan wabah di Republik Demokratik Kongo dan di Afrika Barat lain termasuk jenis spesies virus ebola zaire.(*)
#berantasstunting
#HadapiCorona
Source | : | intisari,national interest |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar