Peserta juga ditanya tentang kebiasaan mereka bersepeda, mulai dari intensitas bersepeda, kondisi jalan, hingga tipe sadel yang mereka gunakan.
Para peserta ini kemudian terbagi menjadi dua kelompok, yaitu orang yang bersepeda lebih dari tiga kali per minggu selama lebih dari 2 tahun dengan jarak tempuh rata-rata 40 km sehari dan kelompok yang tidak memenuhi standar tersebut.
Hipotesis sebelumnya menekankan bahwa tekanan pada area genital secara berkepanjangan dan trauma mikro selama bersepeda mengakibatkan dampak kesehatan reproduksi negatif.
Namun hal ini disebut tidak tepat secara ilmiah oleh Breyer dan timnya. "Kami percaya bahwa manfaat kesehatan yang dinikmati oleh pesepeda yang mengendarai dengan aman jauh lebih besar daripada risiko kesehatan," kata Breyer.
Baca Juga: 5 Kondisi Bila Alami Kurang Tidur, Bisa Turunkan Libido Seks
Temuan ini mengungkapkan bahwa pesepeda memiliki risiko kesehatan seksual dan saluran kencing yang sama dengan perenang maupun pelari.
Tapi, beberapa pesepeda, bagaimanapun, lebih rentan mengalami striktur uretra (penyempitan saluran kemih).
Selain itu, salah satu temuan yang mengejutkan dalam penelitian ini adalah para pesepeda intensitas tinggi justru memiliki fungsi ereksi yang lebih baik dibandingkan pesepeda intensitas rendah.
Source | : | Kompas.com,Harvard Health Publishing |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar