“Saya akan khawatir tentang penggunaan vaksin tersebut di negara mana pun atau populasi mana pun yang berisiko terhadap HIV, dan saya menempatkan negara kami sebagai salah satunya,” kata Dr. Larry Corey, salah satu pemimpin Pencegahan Vaksin Virus Corona AS. Network, yang merupakan peneliti utama dalam uji coba vaksin tersebut.
Vaksin Gamaleya akan diberikan dalam dua dosis: yang pertama berdasarkan Ad26, mirip dengan kandidat J&J, dan yang kedua berdasarkan Ad5.
Baca Juga: Merasa Sehat dan Abai Minum Obat Jadi Pemicu Tingginya Kematian Pasien Hipertensi di Indonesia
Alexander Gintsburg, direktur Gamaleya, mengatakan pendekatan dua vektor mengatasi masalah kekebalan. Ertl mengatakan itu mungkin bekerja cukup baik pada individu yang telah terpapar salah satu dari dua adenovirus.
Banyak ahli menyatakan skeptis tentang vaksin Rusia setelah pemerintah menyatakan niatnya untuk memberikannya kepada kelompok berisiko tinggi pada Oktober tanpa data dari uji coba besar yang penting.
“Menunjukkan keamanan dan kemanjuran vaksin sangat penting,” kata Dr. Dan Barouch, peneliti vaksin Harvard yang membantu merancang vaksin Covid-19 J&J. Seringkali, ia mencatat, uji coba skala besar tidak memberikan hasil seperti yang diharapkan.(*)
Baca Juga: Program ASA DARA, Dukungan Nyata Bagi Penyintas Kanker Payudara
#berantasstunting #hadapicorona
Source | : | Reuters,Kontan.co.id |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar