GridHEALTH.id - Surabaya pernah menjadi satu-satunya kota di Indonesia dengan status zona merah tua.
Hal itu dikarenakan kasus Covid-19 yang teramat sangat banyak, malah paling banyak dari daerah lain di Indonesia.
Baca Juga: Umi Pipik Istri Almarhum Uje Karena Teledor Ketahuan Derita Tumor, Mengaku Tulang Ekor Patah
Tak ayal karena itu Surabaya dijuluki sebagai Wuhan-nya Indonsia.
Seperti kita ketahui Wuhan adalah kota di China yang paling merana karena pandemi Covid-19.
Ternyata Surabaya dijuluki Wuhan-nya Indonesia bukan hanya karena mendapat label zona merah tua.
Ternyata di kota Surabaya pun ditemukan mutasi virus corona baru.
Mutasi virus corona baru ini oleh peneliti disebut strain virus D614G.
Menurut pakar Biomolekular Universitas Airlangga (Unair) Prof Ni Nyoman Tri Puspaningsih, D614G adalah virus dengan gen yang bermutasi, sehingga memberinya lebih banyak protein.
Selain mutasi D614G, virus corona juga bermutasi menjadi corona lain yang sangat jarang ditemui, yakni virus coron tipe Q677H.
Baca Juga: Jaga Kualitas Asupan Bayi, Ini 3 Ciri-ciri ASI Perah Sudah Basi
"Ada dua mutan yang berdekatan dan dari peta sebaran di Indonesia, satu-satunya baru di Surabaya," ujar Ni Nyoman yang juga Wakil Rektor I Unair, Senin (31/8/2020).
Mutan ini, ia melanjutkan, posisinya dekat dengan pemotongan purin (enzim protease yang dimiliki sel inang dalam hal ini manusia, tepatnya di sel paru-paru).
Mutan tersebut ada bersama-sama dengan mutan D614G.
Dari analisis pendahuluan, mutan baru ini membantu energi antara purin dan spike semakin tinggi.
Artinya, purin akan meningkat kemampuannya untuk lebih baik.
Dalam waktu dekat bila analisis telah selesai, Ni Nyoman akan merilis temuannya itu ke dalam jurnal internasional karena temuan ini baru satu-satunya di Surabaya.
"Ini menarik apakah dua mutan ini berpengaruh tak cuma ke tingkat kecepatan penyebarannya tapi juga hal lainnya," kata Ni Nyoman.
Khusus untuk virus mutasi corona D614G, di Indonesia sudah terdeteksi sejak April.
Hanya saja karena keterbatasan data, mutasi tersebut waktu itu belum dapat dimaknai apa-apa.
Baca Juga: Warga Bogor Bandel, Wakil Wali Kota Bogor Murka, PKL Tak Pakai Masker Berkerumun Saat Jam Malam
"Sebulan setelah Indonesia terkonfirmasi ada infeksi Covid-19, mutasi virus sudah ada di Indonesia."
"Mungkin lebih dulu dari informasi yang ada di Malaysia," ujarnya.
Penting diketahui, di Malaysia, mutasi corona D614G ini disebut-sebut punya kemampuan menyebar 10 kali lebih cepat.
Tapi sejauh ini, kata Ni Nyoman, belum ada kesimpulan apakah mutasi virus G614 berkaitan atau berdampak terhadap tingginya angka kematian pasien Covid-19 atau tidak.
Semula, Prof Ni Nyoman mengaku sempat mengira mutan D614G banyak terjadi di Surabaya, mengingat peningkatan angka Covid-19 di Surabaya pada Mei-Juni begitu pesat.
Bahkan Surabaya sempat dijuluki 'Wuhan kedua'.
Baca Juga: Ilmuwan Beberkan Kelemahan Vaksin Buatan Rusia dan China, Ada Risiko Terinfeksi HIV
Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Prof Amin Soebandrio pun mengatakan, mutasi virus corona D614G yang merambah di Malaysia dan Filipina sudah merambah Indonesia.
Amin mengatakan lima institusi di Indonesia telah mengirimkan 22 whole genome sequence (WGS) terkait virus corona.
Ternyata delapan di antaranya mengandung mutasi virus corona D614G tersebut.
"Dapat dilaporkan bahwa dari 22 WGS yang sudah di-submit oleh seluruh institusi di Indonesia, ada dari Surabaya, dari Bandung, dari Yogya, dari LIPI, dan Eijkman, ada 5 institusi."
"Dari 22 WGS itu ternyata ada 8 yang mengandung mutasi tersebut, mutasi D614G," ujar Amin.
Amin mengatakan distribusi mutasi virus corona D614G sendiri terjadi diperkirakan setidaknya selama bulan Mei 2020 silam.
Amin juga mengungkap bahwa di dunia sendiri sudah ada 80 persen isolat virus corona yang mengandung mutasi virus corona D614G.
"Sebagai informasi saja, di dunia sudah ada 70 persen atau 80 persen dari isolat virus corona di seluruh dunia yang mengandung mutasi D614G tersebut," ujar Amin.
Baca Juga: Hanya 30 Daerah di Indonesia yang Tidak Terdampak Covid-19, Kok Bisa?
Penting diketahui, Institut Penelitian Medis Malaysia dilansir dari Straitstimes mengatakan mutasi virus D614G, 10 kali lebih menular.
"Ini 10 kali lebih menular dan mudah disebarkan oleh individu," tegas pejabat setempat."
"Mutasi baru ini disebut D614G karena mengubah asam amino 614 dan D (asam asparat) ke G (glisin)."
"Ini memungkinkan virus bereplikasi dengan cepat, sebagaimana ditulis Journal of American Medical Association (JAMA)."(*)
Baca Juga: Studi : Masyarakat Taat Protokol Kesehatan Covid-19 Saat di Rumah, Tapi Acuh Bila di Ruang Publik
#berantasstunting
#HadapiCorona
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Mutasi Covid Ganas Ditemukan di 3 Kota Besar, Pertama Bermutasi di Surabaya, 10 Kali Lebih Menular"
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar