GridHEALTH.id - Kasus infeksi ulang virus corona kini memang benar terjadi pda sejumlah orang.
Tak hanya di luar negeri, di Indonesia juga sempat ditemukan reinfeksi virus corona pada tubuh seorang tenaga medis.
Padahal sebelumnya, WHO dan CDC sempat mengklaim bahwa kemungkinan infeksi ulang virus corona sangatlah kecil.
Kendati demikian, kini dikabarkan bahwa seorang pasien Covid-19 yang telah sembuh dan diperbolehkan pulang dari rumah sakit sejak 3 bulan lalu masih mengalami hal aneh.
Sebuah penelitian menemukan bahwa mantan pasien Covid-19 masih menderita kerusakan paru-paru usai 3 bulan dinyatakan sembuh dan pulang dari rumah sakit.
Beberapa ahli mengklaim, kebanyakan pasien Covid-19 akan membaik dalam 6 minggu, tetapi para peneliti menemukan bahwa beberapa orang mengalami kesulitan bernapas dan batuk lebih lama.
Dikutip dari Daily Mail, peneliti Austria menguji pasien virus corona setelah mereka meninggalkan rumah sakit.
Baca Juga: IDI Kembali Berduka, Covid-19 Merenggut Nyawa Guru Besar Unair
Lebih dari setengah dari mereka yang kembali enam minggu setelah keluar rumah sakit masih memiliki gejala.
Pada saat evaluasi pertama mereka, lebih dari separuh pasien memiliki setidaknya satu gejala yang menetap, terutama sesak napas dan batuk.
Baca Juga: Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo Positif Covid-19 usai Pulang dari Luar Kota
Bahkan dari hasil CT scan masih menunjukkan kerusakan paru-paru sebanyak 88%.
Tetapi pada kunjungan mereka berikutnya, gejalanya telah membaik dan kerusakan paru-paru berkurang hingga 56%.
Dr Sabina Sahanic, seorang mahasiswa PhD klinis di Klinik Universitas di Innsbruck dan bagian dari tim yang melakukan penelitian tersebut, kabar buruknya adalah bahwa orang-orang menunjukkan gangguan paru-paru dari Covid-19 beberapa minggu setelah keluar dari rumah sakit.
Kabar baiknya adalah bahwa gangguan tersebut cenderung membaik dari waktu ke waktu, yang menunjukkan bahwa paru-paru memiliki mekanisme untuk memperbaiki dirinya sendiri.
Pada kunjungan enam minggu, ekokardiogram menunjukkan bahwa 48 pasien (58,5%) mengalami disfungsi ventrikel kiri jantung pada saat relaks dan dilatasi (diastole).
Indikator biologis kerusakan jantung, pembekuan darah dan peradangan semuanya meningkat secara signifikan.
Baca Juga: Klaster Keluarga Jadi Ancaman Tersendiri, Begini Cara Mencegah Penyebaran Virus Corona di Rumah
"Untungnya, dalam kelompok Innsbruck, kami tidak mengamati disfungsi jantung terkait virus corona yang parah pada fase pasca-akut. Disfungsi diastolik yang kami amati juga cenderung membaik seiring waktu," ujar Sahanic. (*)
#hadapicorona
Source | : | Daily Mail |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar