GridHEALTH.id - Sepertinya revolusi banyak dan bidang sekarang ada di China.
Vaksin Covid-19, misalnya. Negara lain masih meneliti untuk dijadikan vaksin. China sudah punya, bahkan di Indonesia sudah masuk dalam tahap uji klinis pada manusia.
Baca Juga: Sudah Pakai Masker Tapi Kasus Positif Covid-19 Terus Naik, Penyebabnya Sepele
Nah, melansir Intisari.id (11 September 2020) yang mgutip dari Daily Star pada Rabu (15/4/2020), Ilmuwan China melakukan penelitian yang lain dari yang lain.
Bayangkan saja, ilmuan China menyuntikkan anak babi dengan virus corona.
Kemudian anak babi tersebut digilang, dan hasilnya dijadikan makanan ternask babi.
Menurut laporan, penelitian yang diterbitkan oleh Institute Virology Wuhan tersebut dilakukan untuk menyelidiki penularan lintas spesies virus corona.
Maksudnya? Ini yang menjadi banyak pertanyaan masyarakat dunia, khususnya ilmuan dan ahli.
Dari keterangan yang diperoleh, hal itu ditujukan untuk mengamati wabah virus corona yang mungkin menyerang peternakan di China.
Benarkah?
Baca Juga: Tak Perlu Olahraga Berlebih, Posisi Ini Dipercaya Dapat Ringankan Gejala Covid-19
Para ilmuwan dalam penelitian itu menuliskan; "Studi ini menyoroti pentingnya mengidentifikasi keanekaragaman dan distribusi virus corona kelelawar untuk mengurangi wabah di masa depan."
Meskipun diyakini bahwa lonjakan terjadi setelah virus itu menyebar dari hewan ke manusia.
Namun beberapa meyakini bahwa virus itu sebenarnya buatan dan lepas dari sebuah laboratorium di Wuhan.
Baca Juga: Ciri Susu yang Bisa Sebabkan Obesitas pada Anak, Bahkan Stunting, Jangan Dibeli
Menurut Daily Mail, pemerintah Inggris tak bisa mengabaikan tuduhan tentang virus yang lolos dari laboratorium.
Meskipun pada kenyataanya China berulang kali menyangkal tuduhan itu.
Sementara mereka mengatakan dengan tegas bahwa tidak ada kebocoran virus terjadi di laboratorium China.
Untuk diketahui, laboratorium yang meneliti virus corona itu dibuat pada 2002 dan 2003 setelah wabah SARS muncul.
Baca Juga: Hati-hati Klaster Pilkada, Ada 60 Calon Kepala Daerah yang Positif Terinfeksi Virus Corona
Pakar keamanan hayati AS Profesor Richard Ebright dari Institute Mikrobiologi Warksman Universitas Rutgers, New Jersey, AS mengatakan, virus itu tidak diciptakan di laboratorium, virus itu bisa lolos dari sana ketika dianalisis.
Dia mengatakan, "pengumpulan virus, kultur, isolasi atau infeksi hewan akan menimbulkan risiko besar pekerja laboratorium dan masyarakat."
Tetapi banyak ilmuwan mengatakan mereka tidak percaya itu berasal dari laboratorium karena tidak ada bukti.
Namun sebuah penelitian yang menyoroti virus corona mengatakan 13 dari 41 orang pertama yang terifeksi virus corona tidak memiliki kontak dengan pasar yang dituduh sebagai sumber virus.
Baca Juga: Klaster Pilkada Jadi Ancaman Baru Covid-19, Komisioner KPU Positif Terinfeksi Virus Corona
Dr Cao Bin mengatakan, "Tampaknya jelas bahwa pasa hewan di Wuhan bukan satu-satunya asal virus tersebut."
Mereka sudah melakukan isolasi virus corona di kelelawar sejak 2011, dan diterbitkan pada 2017 silam sebelum menjadi wabah menular ke seluruh dunia pada 2019.(*)
Baca Juga: Jelang PSBB Total, 'Pergi ke Masjid Itu Sunnah, Menjaga Kesehatan Itu Wajib'
#berantasstunting
#HadapiCorona
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar