GridHEALTH.id - Kini India menjadi negara ke dua di dunia yang paling terdampak virus corona (Covid-19), setelah Amerika Serikat.
Berdasarkan data dari Worldometers, Kamis (17/9/2020), India kembali mencatatkan rekor penambahan kasus Covid-19 harian sebanyak 97.894 kasus dalam 24 jam terakhir.
Baca Juga: Aneka Efek Vaksin Virus Corona Saat Uji Klinis, Akankah Diteruskan Jika Kenyataannya Begini?
Sehingga jumlah keseluruhan pasien positif Covid-19 disana sebanyak 5,212,686 kasus.
Dari jumlah tersebut, 84,404 pasien dinyatakan meninggal, 4,109,828 pasien sembuh dan sisanya 1,018,454 masih harus mendapatkan perawatan medis.
Melihat angka yang mengkhawatirkan itu, beberapa warga India menyebut bahwa penambahan kasus Covid-19 yang signifikan belakangan ini akibat dari orang-orang yang telah kehilangan rasa takut.
Mereka juga dianggap terlalu lelah lantaran menghadapi penguncian yang ketat dalam beberapa bulan terakhir.
"Orang-orang telah kehilangan rasa takut atau terlalu lelah untuk berhati-hati."
"Mereka ingin keluar dan mencari nafkah sekarang," kata Jayant Surana, seorang pengusaha yang berbasis di New Delhi, dikutip dari CNA, Kamis (17/9/2020).
Baca Juga: Aneka Jenis Kain yang Direkomendasikan Relawan Covid 19 Untuk Dibuat Masker
Adapun lonjakan kasus ini telah menambah tekanan di rumah sakit.
Kini beberapa rumah sakit 'berebut' pasokan oksigen yang tidak dapat diandalkan.
Padahal, puluhan ribu pasien dalam kondisi yang kritis untuk melawan virus.
Bukti pun muncul dari negara bagian besar Maharashtra, Gujarat dan Uttar Pradesh.
Negara bagian yang paling parah terkena dampak virus ini memiliki permintaan oksigen lebih dari tiga kali lipat.
Hal itu pun dibenarkan oleh para dokter dan pejabat pemerintah, yang mendorong panggilan darurat untuk bantuan itu.
Sebelumnya diberitakan, pejabat dan ahli pemerintah menjelaskan, beberapa penyebab terus meningkatnya kasus di Maharashtra dan negara bagian lain di India.
Mereka membenarkan, kemungkinan besar akibat dari kegiatan ekonomi yang telah dimulai kembali.
Adanya beberapa festival lokal yang diadakan tanpa protokol kesehatan turut jadi 'penyumbang'.
Hingga banyaknya warga yang mengalami kelelahan mental akibat terlalu lama lockdown.
Baca Juga: 17 Aturan Baru yang Wajib Dipatuhi Warga DKI Selama PSBB Ketat
Adapun penyebab kelelahan akibat lockdown bisa memicu stres berat lantaran sulitnya keuangan dan kecemasan.
Banyak ahli kesehatan di India yang buka suara atas lonjakan kasus yang terus meninggi.
Seperti seorang profesor biostatistik dan epidemiologi di Universitas Michigan, Bhramar Mukherjee.
Baca Juga: 5 Tanda Ini Muncul Artinya Daya Tahan Tubuh Melemah, Waspada Infeksi Covid-19, Segera Antisipasi
I am so disappointed with the pandemic situation in India. It is getting worse and worse each week but a large part of the nation seems to have made the choice to ignore this crisis. Habituation, Desensitization, Adaptation, Fatigue, Fatalism or Denial? Perhaps all of these. pic.twitter.com/UEQmmcAyiA
— Bhramar Mukherjee (@BhramarBioStat) September 11, 2020
"Saya sangat kecewa dengan situasi pandemi di India," ujar Bhramar Mukherjee, yang kerap melacak situasi Covid-19 India dengan cermat, melalui akun Twitter-nya.
"Ini semakin buruk setiap minggu tetapi sebagian besar bangsa tampaknya telah membuat pilihan untuk mengabaikan krisis ini," katanya.
Sebelumnya diketahui, pemerintah India telah meningkatkan kemampuan pengujiannya dengan lebih dari satu juta pengujian setiap hari.
Oleh sebab itu, hal tersebut merupakan salah satu alasan lonjakan dalam kasus harian.
Namun menurut laporan, sistem perawatan kesehatan masyarakat di India sangat tidak memadai dan infrastrukturnya pun rusak.
Padahal, selama beberapa dekade, pemerintah telah menghabiskan lebih dari 1 % dari PDB untuk perawatan kesehatan masyarakat.
Baca Juga: Patient Safety Day 2020, Pentingnya Melaporkan Efek Samping Obat Kepada Dokter
Oleh sebab itu, dua pertiga populasi di India bergantung pada perawatan medis swasta yang mahal.
Namun penyakit ini dapat menguras tabungan dan mendorong keluarga ke dalam jurang kemiskinan.
Orang miskin adalah kelompok yang paling rentan di masa-masa sulit ini, sebab pandemi telah membuat hidup mereka semakin sulit.
Terlebih bagi mereka yang bekerja di sektor informal, yang merupakan hampir 80 % dari populasi pekerja di negara itu.(*)
Baca Juga: Orangtuanya Tak Dapat Bantuan Pemerintah Selama Lockdown, Bocah 5 Tahun Akhirnya Meninggal Kelaparan
#berantasstunting
#hadapicorona
Source | : | tribunnews,worldometers.info/coronavirus |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar