Ia juga mengatakan metode perbandingan dalam penelitian tersebut bisa lebih diperbaiki.
"Artikel yang ditulis oleh Weibiao (Zeng) dan koleganya di China tersebut berasal dari masa-masa awal pandemi, bulan Maret.
Dan mereka memiliki observasi yang menarik bahwa dari semua pasien yang dirawat di rumah sakit (Suizhou) karena covid-19, jumlah pasien yang memakai kacamata lebih sedikit, jika dibandingkan dengan pemakai kacamata di populasi umum.
Mereka mencapai kesimpulan bahwa kacamata mungkin dapat melindungi publik dari penyakit ini."
Selain itu, Maragakis mengatakan bahwa ada risiko tambahan yang perlu diperhatikan oleh pemakai kacamata dan alat perlindungan mata lainnya.
"Setiap kali memakai perlindungan mata, terutama kacamata medis atau goggle, kita membawa tangan dekat dengan mata ketika memakai atau melepasnya, secara teori itu dapat meningkatkan risiko menyentuh mata, di mana mungkin akan tertular virus corona, terutama jika belum mencuci tangan," tambahnya.
Dr Tonang Dwi Ardyanto, pakar biologi molekuler dan jubir satgas Covid-19 dari Universitas Sebelas Maret (UNS) di Solo, Jawa Tengah, mengatakan bahwa virus corona bisa masuk melalui mata, meskipun tingkat penularannya tidak setinggi jika melalui hidung dan mulut.
Source | : | detik.com,JAMA Network |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar