GridHEALTH.id - Virus corona yang vaksinnya masih dalam penelitian klinis, hingga sekarang percaya atau tidak masih menjadi misteri.
Karenanya ilmuan duni terus meneliti virus corona baru ini yang bisa menyebabkan penyakit Covid-19.
Virus yang kemunculan perdananya di Wuhan, China ini, dala penelitian hali hasilnya selalu mengagetkan.
Berikut ini beberapa temuan baru prihal virus corona yang diinformasikan CDC dan diberitakan Reuters.
Sebuah studi baru menemukan, jika dibiarkan tanpa gangguan, virus corona baru dapat bertahan berjam-jam di kulit manusia.
Untuk menghindari kemungkinan menginfeksi relawan yang sehat, peneliti melakukan percobaan laboratorium menggunakan kulit mayat yang seharusnya digunakan untuk cangkok kulit.
Hasilnya, virus influenza A bertahan kurang dari dua jam di kulit manusia, virus corona baru bertahan selama lebih dari sembilan jam.
Keduanya benar-benar dinonaktifkan dalam waktu 15 detik dengan pembersih tangan yang mengandung alkohol 80%.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS saat ini (CDC) merekomendasikan penggunaan antiseptik berbasis alkohol dengan alkohol 60% hingga 95% atau mencuci tangan secara menyeluruh dengan sabun dan air setidaknya selama 20 detik.
Baca Juga: 3 Kombinasi Bahan Alami Ini Ampuh Bantu Wajah Jadi Putih Bersih
Penelitian telah menunjukkan bahwa penularan Covid-19 sebagian besar terjadi melalui aerosol dan tetesan.
Namun, penulis studi baru menyimpulkan dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada hari Sabtu di Clinical Infectious Diseases, "Kebersihan tangan yang benar penting untuk mencegah penyebaran infeksi SARS-CoV-2."
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) pada hari Senin (5/10) waktu setempat mengumumkan panduan kesehatan baru terkait COVID-19.
Baca Juga: Alasan Medis Larangan Bercinta Saat Haid, Ini Penjelasan Dokter
Mereka meyakini bahwa virus corona menyebar lewat udara dan menginfeksi manusia secara luas.
CDC mengungkap bahwa COVID-19 mampu menyebar melalui virus yang tertinggal di udara selama berjam-jam.
Hal ini seolah mengakui kekhawatiran masyarakat akan potensi penyebaran virus corona di udara.
Terkait dengan penyebaran lewat udara ini, CDC telah beberapa kali mengambil sikap yang berbeda.
Baca Juga: Gatal di Perut Jadi Salah Satu Masalah Kehamilan, Simak 7 Cara untuk Mengatasinya
Badan kesehatan AS ini sempat mengumumkan hal yang sama, mencabutnya kembali, dan akhirnya kembali mengakui adanya potensi bahwa virus corona menyebar lewat udara.
Baca Juga: Dalam Sehari, Berapa Kali Idealnya Minum Jus Buah dan Sayur?
Pada pedoman baru yang dirilis hari Senin, CDC mengatakan ada bukti bahwa orang yang menderita COVID-19 bisa menginfeksi orang lain yang berjarak lebih dari 2 meter darinya, di dalam ruangan tertutup dengan ventilasi yang buruk.
Dalam keadaan seperti itu, CDC mengatakan bahwa para ilmuwan yakin droplets (tetesan) atau aerosol yang keluar dari penderita akan mampu terkonsentrasi dan cukup untuk menyebarkan virus.
Sekelompok ilmuwan AS memperingatkan dalam surat terbuka pada hari Senin bahwa aerosol yang tertinggal di udara dapat menjadi sumber utama penularan COVID-19.
"Pada kenyataannya, penularan melalui udara adalah cara utama penularan terjadi dalam jarak dekat dengan kontak yang lama," ungkap para peneliti seperti dikutip Reuters.
Baca Juga: Janji Hadi Pranoto Usai Bertemu Dokter Tirta, Bagikan Masker Hingga Herbal Gratis Buat Warga DKI
Virus dalam aerosol dapat tetap di udara selama beberapa detik hingga berjam-jam, melakukan perjalanan lebih dari dua meter dan terakumulasi di udara dalam ruangan yang berventilasi buruk.
Para ilmuwan meyakini bahwa saat ini sudah saatnya untuk fokus pada perlindungan terhadap penularan dari udara karena para penderita mampu melepaskan ribuan aerosol yang sarat virus.(*)
Baca Juga: Perut Kencang saat Hamil Muda? Jangan Panik Dulu, Bisa Jadi 4 Hal Ini Penyebabnya
#berantasstunting
#HadapiCorona
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul "Riset terbaru: Masker tidak mempengaruhi paru-paru, virus hidup di kulit selama 9 jam" dan "Panduan baru CDC: Virus corona bisa bertahan dan menyebar di udara"
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar