GridHEALTH.id - Belakangan ini, ramai pembahasan mengenai golongan darah O yang konon mampu melawan virus corona.
Sebuah studi di China menyebutkan, orang dengan golongan darah O dinilai lebih resisten terinfeksi virus corona.
Baca Juga: Peneliti Sebut Golongan Darah A Rentan Virus Corona, Golongan Darah O Lebih Kebal
"Kami menunjukkan bahwa golongan darah O secara signifikan terkait dengan penurunan kerentanan terhadap infeksi SARS-CoV-2," kata salah satu peneliti.
Meski demikian, rupanya pemilik golongan darah O tidak sepenuhnya kebal terhadap penyakit.
Pemilik golongan darah O juga dinilai lebih rentan terkena penyakit demam berdarah.
Sebuah penelitian menyebutkan bahwa golongan darah O memiliki risiko digigit nyamuk dua kali lipat dibandingkan golongan darah A.
Penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Medical Entomology tahun 2014 ini menemukan bahwa risiko orang bergolongan darah O untuk digigit nyamuk dua kali lipat golongan darah A.
Sementara itu, orang dengan golongan darah B berada di antara kedua golongan itu.
Baca Juga: Masuki Musim Hujan, 8 Ramuan Alami dan Murah Ini Dapat Redakan Sakit Tenggorokan
Menurut para peneliti, hal ini terjadi karena orang-orang bergolongan darah O dan B lebih sering mengeluarkan sinyal kimia yang menunjukkan golongan darah melalui kulit mereka.
Sinyal kimia tersebutlah yang membuat nyamuk tertarik untuk menggigit seseorang.
Mendukung temuan tersebut, hasil penelitian yang dilakukan oleh ahli entomologi asal University of Florida juga mengatakan, jika nyamuk atau jenis serangga pengisap darah lainnya memang sangat suka dengan golongan darah O.
Hal ini dikarenakan golongan darah O bisa memproduksi senyawa asam dan molekul lebih banyak dari tubuhnya dibandingkan dengan golongan darah lain.
Seekor nyamuk menggunakan sinyal yang dimiliki untuk mendeteksi mangsanya melalui aroma.
Aroma khas dari setiap manusia inilah yang bisa dideteksi oleh serangga menyebalkan ini.
Baca Juga: Gegara Kecanduan Kopi Prempuan 30 Tahun Harus Terima Kenyataan Tulangnya Seperti Nenek Usia 60 Tahun
Perlu diketahui, nyamuk memiliki sebuah organ yang bernama maxillary palp, yaitu organ yang bisa melihat uap karbon dioksida sebelum memangsa korbannya.
Sementara itu, orang gemuk akan menghasilkan karbon dioksida lebih banyak daripada orang berbadan kurus.
Hal itu terjadi akibat sistem metabolisme yang terlampau kuat pada orang gemuk. Selain itu, darah yang dipompa akan semakin besar pula yang menyebabkan produksi karbon dioksida meningkat.
Sehingga ketika ada beberapa golongan darah yang sedang berkumpul, seseorang yang memiliki golongan darah O dan berbadan gemuk sering menjadi mangsa favorit para nyamuk. (*)
#hadapicorona
Source | : | GridHealth.ID |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar