GridHEALTH.id - Setelah China, Indonesia dikabarkan akan menjadi tempat uji klinis vaksin virus corona (Covid-19) asal Inggris.
Diketahui vaksin Covid-19 tersebut merupakan pengambangan bersama Imperial College London (ICL) yang diberi nama COVAC.
Rencananya uji klinis fase III vaksin tersebut dilakukan di Indonesia diketahui setelah Kemenkes RI dan ICL melakukan penandatanganan Letter of Intent (LoI).
Dimana satu di antara kerja sama yang disepakati adalah penelitian dan pengembangan vaksin Covid-19 melalui uji klinis bersama.
"Indonesia menyambut baik kerja sama uji klinis Fase III dengan ICL sebagai upaya untuk menanggulangi pandemi Covid-19," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, dr. Slamet, MHP, diketerangannya, Kamis (15/10/2020).
Dilansir dari NHS, uji klinis fase tiga sendiri merupakan fase dimana produk vaksin sudah boleh diproduksi tapi masih belum bisa dipasarkan.
Baca Juga: Hamil Muda Munculkan Banyak Jerawat di Punggung, Benarkah Dapat Timbulkan Masalah Kesehatan?
Di fase tiga juga produk vaksin yang diteliti akan diuji stastistik bersama dengan plasebo atau 'obat kosong'.
Dimana beberapa orang secara acak (random) akan dipilih sebagai subjek penelitian.
Setengah dari orang-orang tersebut diberi produk vaksin atau obat yang benar-benar mengandung zat obat, sementara setengahnya lagi diberi obat kosong.
Percobaan ini akan membantu peneliti mengetahui apakah obat tersebut benar-benar efektif atau hanya sugesti pasien yang merasa lebih baik karena tahu mereka telah mengonsumsi produk obat tersebut.
Baca Juga: Air Kelapa Memang Menyehatkan, Tapi 6 Efek Sampingnya Ini Perlu Dipertimbangkan
Apabila lolos uji fase tiga (dinyatakan efektif dan aman) maka vaksin tersebut boleh didaftarkan ke badan pengawasan dan boleh dijual di pasaran.
Sementara itu diketahui ICL mengembangkan vaksin Covid-19 berbasis strand kode genetik RNA sintesis dengan menggunakan teknologi self-amplifying RNA (saRNA).
Baca Juga: Kampanye CTPS Kemenkes, Cara Efektif dan Murah Cegah Penularan Covid-19
Lebih lanjut, dr. Slamet berharap uji klinis tersebut dapat segera dilaksanakan paling lambat awal tahun 2021 dengan pertimbangan bahwa Indonesia ingin melakukan vaksinasi pada tahun 2021.
Peneliti Imperial College London (ICL) Professor Robin Shattock mengatakan, hasil uji klinis fase I dan fase II yang telah selesai dilaksanakan.
ICL telah melakukan uji klinis vaksin Covid-19 yang dihasilkannya kepada 340 orang relawan untuk mengetahui aspek keamanan, serta kemampuan vaksin menginduksi respon imun para relawan yang sehat.
Disampaikan pula keunggulan vaksin yang menggunakan bahan RNA sintesis ini dinilai lebih efektif mengingat 1 liter bahan RNA sintesis dapat digunakan untuk menghasilkan 5 juta dosis.
Indonesia dan Inggris juga menghasilkan kesepakatan untuk menyempurnakan protokol uji klinis yang diharapkan dapat menjadi panduan untuk melaksanakan uji klinis fase III di Indonesia sebelum awal tahun 2021.
Para peneliti sepakat untuk melanjutkan diskusi intensif secara reguler guna menyepakati protokol penelitian dan persiapan pelaksanaan uji klinis bersama.(*)
Baca Juga: Beredar Kabar Presiden China Batuk Hebat dan Positif Covid-19, Ini Buktinya
#berantasstunting
#hadapicorona
Source | : | tribunnews,NHS |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar