GridHEALTH.id - Demo tolak UU Cipta Kerja yang dilakukan beberapa waktu lalu nyatanya benar-benar menimbulkan kasus baru Covid-19.
Sebelumnya, para ahli epidemiologi dan Satgas Penanganan Covid-19 menyebut jika demo tolak UU Cipta Kerja kemungkinan akan menjadi klaster baru Covid-19.
Baca Juga: Bukan Demonstran, 8 Polisi Ini Malah Positif Covid-10 Pasca Amankan Demo Tolak UU Cipta Kerja
Bahkan, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) memprediksi akan ada lonjakan kasus Covid-19 dalam waktu dekat.
Kini prediksi tersebut seakan menjadi nyata, ada ratusan mahasiswa yang tersebar di seluruh penjuru Tanah Air dinyatakan positif Covid-19 usai mengikuti demo tersebut.
Informasi itu diperoleh Kemendikbud dari Satuan Tugas Penanganan Covid-19.
Mereka yang dinyatakan positif Covid-19 tersebar di sejumlah wilayah.
“Setelah demo itu, tim Satgas Covid-19, Prof Wiku (Juru Bicara Satgas) melaporkan, ada 123 mahasiswa yang positif kena Covid-19,” kata Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud Nizam dalam diskusi bertajuk ‘Kemerdekaan Menyatakan Pendapat di Kampus’, Minggu (18/10/2020, dikutip dari Kompas.com.
Secara rinci, Nizam menyebut, mayoritas kasus mahasiswa positif Covid-19 dilaporkan di DKI Jakarta (34 orang).
Disusul kemudian di Medan, Sumatera Utara sebanyak 21 orang, di Surabaya, Jawa Timur ada 24 orang, dan di Bandung, Jawa Barat ada 13 orang.
“Jadi banyak, ada dimana-mana. Itu yang terdeteksi,” ucap Nizam.
Kendati demikian, informasi yang disampaikan Nizam berbeda dengan informasi yang disampaikan Satgas Penanganan Covid-19, sebelumnya.
Menurut Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito, terdapat 123 orang yang dinyatakan reaktif Covid-19 setelah menjalani rapid test saat diamankan oleh aparat kepolisian.
Mereka yang diamankan adalah demonstran yang mengikuti unjuk rasa pada 6-8 Oktober, bukan hanya mahasiswa.
Rinciannya, 21 dari 253 demonstran reaktif di Sumatera Utara. Kemudian, 34 dari 1.192 demonstran reaktif di Jakarta. Lalu, 24 dari 650 demonstran reaktif di Jawa Timur.
Selanjutnya, 30 dari 261 demonstran reaktif Covid-19 di Sulawesi Selatan, juga13 dari 39 demontrans reaktif di Jawa Barat.
Baca Juga: PSBB Dilonggarkan, Epidemiolog Ingatkan Bahaya Superspreader Penyebaran Covid-19
"1 dari 95 orang yang diamankan reaktif di daerah DI Yogyakarta dan hasil testing demonstran di Jateng yang masih dalam tahap konfirmasi," kata Wiku, Selasa (13/10/2020).
Dengan demikian, total demonstran yang reaktif mencapai 123 orang hingga saat ini.
Menurut Wiku, jumlah ini akan terus meningkat hingga 3 minggu ke depan.
Hal ini mengingat penyebaran virus corona antar manusia terjadi begitu cepat.
Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban menilai bahwa berteriak saat demo menjadi media penularan virus corona.
"Kita lihat ada puluhan ribu demonstran, ada beberapa yang terinfeksi dan dalam demo itu juga banyak yang teriak-teriak protes atau nyanyi," katanya.
Seperti diketahui, beberapa ahli epidemiologi sering menyebut bahwa berteriak tidak menutup kemungkinan mengeluarkan droplet atau percikan air liur yang cukup banyak.
Baca Juga: Disebut Kebal Covid-19, Pemilik Golongan Darah O Lebih Rentan Terkena Demam Berdarah
Percikan air liur tersebut bisa bertahan selama berjam-jam di permukaan pakain, bahkan kulit manusia.
Studi terbaru menemukan bahwa virus corona rupanya bisa bertahan cukup lama di kulit manusia sampai 9 jam. (*)
Baca Juga: Musim Hujan saat Pandemi Covid-19, Para Ahli Sarankan untuk Selalu Bawa Barang Cadangan Ini
#hadapicorona
Source | : | Kompas.com,YouTube |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar