GridHEALTH.id - Pemerintah Indonesia rupanya ingin menyudahi pandemi Covid-19 yang terus memakan korban jiwa di Tanah Air, salah satunya yaitu membeli beberapa vaksin Covid-19.
Seperti yang dilakukan Presiden Joko Widodo yang berupaya keras mendatangkan puluhan juta vaksin Covid-19 dari luar negeri dalam waktu dekat.
Diketahui, akan ada vaksin Covid-19 dari perusahaan farmasi China, yaitu Cansino, Sinopharm (G42), dan Sinovac yang akan mendarat ke Tanah Air.
Meski vaksinasi Covid-19 batal diselenggarakan pada November 2020, namun Jokowi bersikukuh untuk mempercepat pengadaan vaksin Covid-19 yang konon belum terbukti lolos uji klinis fase 3.
Baca Juga: Batal Diberikan pada November, Jokowi Pastikan Vaksinasi Covid-19 Akan Dimulai Desember 2020, Yakin?
"Mengapa perlu kecepatan, karena memang semua negara Tengah berlomba-lomba untuk memperoleh vaksin ini secepat-cepatnya. Dan kita tahu ini semua memang kejar-kejaran," kata Jokowi dalam rapat terbatas 'Rencana Pengadaan dan Pelaksanaan Vaksinasi' di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (26/10/2020).
"Semua mengejar yang namanya vaksin agar warga mereka bisa cepat pulih dan ekonominya bisa bangkit," kata dia.
Padahal sebelumnya, ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia Pandu Riono menyebut bahwa Indonesia seakan membeli kucing dalam karung, lantaran belum tahu efek sampingnya.
"Kita kan enggak tahu dampaknya seperti apa. Apakah kita membeli kucing dalam karung, kan enggak jelas. Ini seperti membeli kucing dalam karung. Kita mau beli kucing keluarnya ular," kata Pandu kepada Kompas.com, Rabu (14/10/2020).
Pandu menilai, harusnya pemerintah menunggu dulu sampai ketiga kandidat vaksin itu dinyatakan lolos uji klinis.
Dengan begitu, dapat diketahui secara pasti apakah vaksin itu benar-benar efektif melawan virus corona serta tidak menimbulkan efek samping.
"Kenapa terburu-buru sih. WHO pun tenang saja. Semua tenang. Memang kita membuat harus dipercepat, tapi kan enggak harus terburu buru. Belum ada informasi apa manfaatnya, apa dampaknya sudah dibeli," kata dia.
Pandu pun menilai langkah pemerintah yang terburu-buru ini karena menganggap vaksin sebagai solusi jitu untuk mengatasi pandemi.
Padahal, ia menegaskan bahwa vaksin merupakan solusi jangka panjang.
Baca Juga: Wanita Positif Covid-19 Boleh Tetap Minum Pil KB? Ini Kata Dokter
Sementara itu, solusi jangka pendek untuk menangani pandemi yakni dengan melakukan tes sebanyak-banyaknya untuk bisa melakukan pelacakan kontak serta isolasi.
"Sebenarnya masalahnya sederhana. Semua negara bisa meningkatkan tes dan pelacakan. Memang susah, tapi itu kita kan karena kita enggak punya plan of action bagaimana melakukannya," ujar dia.
Meski begitu, Jokowi menegaskan bahwa vaksin tersebut baru akan disuntikkan ke masyarakat setelah melalui tahap uji klinis yang benar.
Baca Juga: Tak Hanya Molor, Ridwan Kamil Beri Nilai Buruk Vaksin Covid-19: 'Punya Potensi Kekurangan'
Dengan begitu, vaksin dipastikan efektif menangkal virus corona serta aman dan tak menimbulkan efek samping.
"Jangan sampai kita tergesa-gesa ingin vaksinasi sehingga kaidah-kaidah saintifik, data-data sains, standar kesehatan ini dinomorduakan. Tidak bisa," kata Jokowi. (*)
#hadapicorona
Source | : | Kompas.com,YouTube |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar