"Ini penting diketahui publik. Karena seingat saya, di awal Maret narasi pemerintah justru melihat Covid-19, dalam tanda kutip, kurang melihat (Covid-19) secara serius. Padahal ada yang meninggal dan dia kontak erat (dengan orang Jepang)," ucapnya.
"Dan ini mungkin ada alasannya juga, kenapa baru dipublikasikan (laporannya). Coba kalau lebih cepat." Ahmad berharap, laporan riset terbaru ini bisa mengedukasi masyarakat bahwa Covid-19 adalah penyakit serius.
"Bagian dari edukasi masyarakat, ketika mengatakan 98 % sembuh yang menjadi pertanyaan kan ada apa dengan yang 2 %," ujarnya.
Baca Juga: Tak Hanya Molor, Ridwan Kamil Beri Nilai Buruk Vaksin Covid-19: 'Punya Potensi Kekurangan'
"Yang2 % dia bisa di rumah sakit, menggunakan ventilator, dan sebagian meninggal."
Penyakit ini dikatakan Ahmad membutuhkan kewaspadaan dan perlunya menelusuri kontak erat dengan orang yang terinfeksi Covid-19.
Menanggapi hal itu, Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito akhirnya memberikan komentar atas adanya satu kasus kematian akibat Covid-19 pada Maret 2020 yang baru dilaporkan pada Oktober ini.
Source | : | Kompas.com,covid19.go.id |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar