GridHEALTH.id - Usai libur panjang cuti bersama akhir Oktober hingga awal November 2020, banyak pengamat, pakar, dan praktisi medis ketar ketir akan terjadinya lonjakan kenaikan kasus Covid-19.
Baca Juga: Ribut Perkara Penanganan Covid-19, Donald Trump Bakal Pecat Ahli Virus Anthony Fauci Usai Pilpres
Untuk diketahui, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mencatat bahwa kasus aktif Covid-19 Minggu (1 November 2020), hari terakhir libur panjang cuti bersama mencapai 56.899. Lengkapnya klik GridHEALTH.id dengan judul; Usai Libur Panjang Cuti Bersama, Pemerintah; 61.215 Orang Masih Berstatus Suspek, atau klik di SINI.
Baca Juga: Apakah Covid-19 Memengaruhi Siklus Haid Wanita? Ini Jawaban Ahli
Jadi total kasus Covid-19 di Indonesia hingga Minggu siang (1 November 2020) sudah mencapai 412.784, sejak kasus pertama diumumkan oleh Joko Widodo pada 2 Maret 2020.
Angka itu terjadi setelah ada penambahan 2.696 kasus positif Covid-19 dalam 24 jam terakhir.
Baca Juga: Angka Kesembuhan Covid-19 Hampir 90 Persen, Jokowi: 'Jangan Teledor dan Kehilangan Kewaspadaan'
Angka sebanyak itu baru yang terdata hingga 1 November 2020, tepat hari terakhir libur cuti bersama yang ditetapkan pemerintah.
Minggu depan, satu minggu usai libur cuti bersama 2020 yang banyak mendapat kritikan tersebut, tidak mustahil bisa terjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia.
Menurut Dr. dr. Tubagus Rachmat Sentika Hasan, Sp.A, MARS, saat diwawancara langsung oleh GridHEALTH.id (3 November 2020), yang bisa dilakukan masyarakat dalam menghadapi pandemi Covid-19 yang mungkin masih agak lama berkahirnya, cukup patuhi protokol kesehatan, makan-makanan bergizi.
"Lebih penting lagi, diam di rumah, tidak kemana-mana, bagi mereka yang berasal dan tinggal di daerah zona merah," paparnya di ujung telpon.
Baca Juga: Disfungsi Ereksi, Gangguan Seksual yang Jadi Momok Pria Penyandang Diabetes Tipe 2
Masih menurut dokter dari IDAI Banten ini, "Jika masyarakat patuh dengan protokol kesehatan, dalam dua bulan satu minggu, tidak ada yang bergerak, semua akan sehat."
Menyoroti libur panjang cuti bersama kemarin, dokter anak yang praktek di Premier Bintaro, Banten, ini pun khawatir.
"Saat libur panjang cuti bersama kemarin, banyak pergerakan masyarakat. Tunggu saja seminggu lagi, apa yang terjadi. Bisa saja ada ledakan kasus Covid-19," paparnya penuh khawatir, tapi berharap hal itu tidak terjadi.
Apa yang dikhawatirkan dr Rachmat Sentika memang beralasan.
Sebab selama liburan panjang cuti bersama kemarin, banyak aktivitas masyarakat yang berisiko terjadinya penularan virus corona baru, Covid-19.
Menurut Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Penanganan Covid-19 Dewi Nur Aisyah, tiga aktivitas yang berpotensi menjadi tempat penularan Covid-19 adalah;
Baca Juga: Beda dengan Beruntusan, Ini Cara Membedakan Moluskum Kontagiosum yang Muncul di Permukaan Kulit
Pertama, Pertemuan di dalam ruangan
Kedua, berbelanja, khususnya di tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung dan sirkulasi udara segarnya minim.
Ketiga, rekreasi/ bertemu banyak orang.
Baca Juga: Diet Ala Krisdayanti yang Saat Ini Menjadi Wakil Rakyat di Parlemen
"Studi kasus di Jawa Timur, ada orang positif di kantor."
"Setelah ditelusuri, empat orang dari karyawan itu sempat wisata bersama."
"Mereka makan bakso bakar, ke alun-alun yang banyak pengunjung. Kadang tidak pakai masker," ujar Dewi. Lebih lengkapnya mengenai aktivtas yang berisko klik GridHEALTH.id di SINI. (*)
Baca Juga: Curiga Anaknya Positif Covid-19, Seorang Ayah Tega Membunuh Sang Anak yang Tengah Nonton TV
#berantasstunting
#HadapiCorona
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar