GridHEALTH.id - Ventilator-Associated Pneumonia (VAP) atau dalam bahasa Indonesia disebut pneumonia terkait ventilator adalah pneumonia yang berkembang antara 49-72 jam setelah intubasi endotrakeal atau dikatakan pada orang yang menggunakan ventilator, mesin yang membantu seseorang bernapas ketika paru-paru tidak bekerja sendiri.
Menurut sebuah penelitian, pneumonia dikenal sebagai infeksi terkait perawatan kesehatan kedua yang memengaruhi sekitar 27% pasien yang sakit kritis, sebagian besar terkait dengan ventilasi mekanis (sekitar 86%).
Studi lain menunjukkan bahwa VAP bertanggung jawab atas hampir setengah dari semua kasus pneumonia yang didapat di rumah sakit karena penularan kuman atau infeksi langsung ke paru-paru melalui tabung ventilator.
Apa Penyebab Pneumonia Terkait Ventilator? Patogen yang terutama bertanggung jawab menyebabkan VAP termasuk basil Gram-negatif seperti E.coli, P. aeruginosa dan K. pneumoniae dan kokus Gram-positif seperti S. aureus.
Ketika seseorang menggunakan ventilasi, infeksi mendapatkan akses langsung ke paru-paru melalui saluran pernapasan.
Ini karena, dalam ventilasi, selang dimasukkan dari hidung atau mulut pasien ke tenggorokan mereka sementara ujung lainnya dihubungkan ke ventilator untuk membantu pasien yang sakit kritis dengan pernapasan buatan.
Baca Juga: Curiga Anak Alami Gejala Pneumonia, Kapan Harus Memeriksakannya ke Dokter?
Baca Juga: Pentingnya Mengelola Kadar Gula Darah di Dalam Tubuh, Salah Satunya Kurangi Asupan Gula
Ini mengganggu fisiologi dan anatomi normal saluran pernapasan yang terlibat dalam pembersihan sekresi seperti batuk atau lendir.
Source | : | boldsky.com,lunginstitute.com,lungcancer.org |
Penulis | : | Soesanti Harini Hartono |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar