GridHEALTH.id - Zaman sekarang banyak yang menyukai dan menomor satukan makanan instan.
Padahal, namanya makanan instan, ini adalah makanan darurat, dan tidak untuk dikonsumsi sering-sering.
Baca Juga: #BijakGGL, Wanita Suka Minuman Manis Berisiko Terkena Serangan Jantung
Tapi yang terjadi saat ini, mi instan, misalnya, kerap menjadi menu makanan utama untuk sarapan bahkan makan malam, juga makan siang, bahkan pengganjal perut di antara dua waktu jam makan utama.
Padahal, makanan ini telah terbukti secara klinis tidak dapat dikonsumsi berlebihan, karena bisa memicu berbagai masalah kesehatan.
Baca Juga: Jawa Tengah Jadi Episentrum Covid-19, Gubernur Ganjar Pranowo Salahkan Input Data Pusat
Untuk lebih jelasnya, berikut fakta mi instan sangat tidak disarankan untuk dikonsumsi sering, apalagi menjadi makanan utama.
Mengandung lemak jahat
Mi instan mengandung lemak jahat, seperti asam lemak jenuh dan lemak trans.
Jika dikonsumsi berlebihan, zat tersebut bisa meningkatkan kadar kolesterol, stroke, hipertensi, bahkan masalah gula darah.
Sulit dicerna
Baca Juga: Pandemi Covid-19 Belum Usai, Jokowi: 'Kita Harapkan Setelah Vaksinasi Segera Pulih'
Mi instan memerlukan waktu lama untuk dicerna tubuh sehingga bisa membebani proses pencernaan.
Kabarnya, mi instan sudah ada di dalam perut selama 20 menit pun tetap utuh. Artikel mengenai hal tersebut bisa langsung klik, GridHEALTH.id dengan judul; Tak Hanya Bungkusnya yang Sulit Terurai, Mi Instan juga Sulit Dicerna oleh Lambung, atau klik di SINI.
Baca Juga: 8 Mitos Berbahaya Mengenai Covid-19 yang Banyak Dipercaya Masyarakat
Selain itu, kandungan pengawet mi instan bisa memicu asma, kecemasan, dan diare.
Tinggi kandungan garam
Kandungan garam dalam mi instan sangat tinggi.
Riset 2014 dalam American Journal of Hypertension membuktikan, konsumsi garam yang tinggi menjadi faktor utama kematian di dunia.
Baca Juga: Sebelum Merencanakan Kehamilan, Ketahui Ragam Suplemen dan Vitamin sesuai Trimester
Pasalnya, konsumsi garam atau natrium berlebihan bisa menyebabkan tekanan darah tinggi dan penyakit jantung.
Dua penyakit tersebut tergolong "silent killer" yang berbahaya.
Jadi jika kita sering mengonsumsi mi instan, berarti tidak bijak gula garam lemak, yang menjadi penyumbang utama penyakit kronis.
Baca Juga: Ibu Hamil Sering Alami Sesak Napas, Ini Bedanya dengan Sesak Napas Akibat Covid-19
Padahal #BijakGGL adalah kunci sehat sampai tua.
Terbuat dari tepung terigu yang diproses tinggi
Baca Juga: Air Kelapa, Rekomendasi Bahan Alami yang Bikin Wajah Cerah dan Glowing
Sebagian besar mi instan terbuat dari tepung terigu yang telah digiling, disuling, dan mengalami proses pemutihan.
Tentunya, bahan yang telah mengalami pemrosesan tinggi itu mengandung nutrisi yang rendah.
Tepung terigu yang telah mengalami pemrosesan tinggi juga mengandung kalori kosong.
Jika dikonsumsi berlebihan, bisa memicu obesitas.(*)
View this post on Instagram
#berantasstunting
#HadapiCorona
#BijakGGL
Artikel ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul: 4 Alasan Mengapa Kita Tak Boleh Makan Mi Instan Berlebihan
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar