Air trapping adalah kondisi terperangkapnya udara di dalam organ pernapasan yang dapat menyebabkan penyakit paru-paru.
"Air trapping terjadi saat pertukaran udara di bagian paru-paru tidak terjadi secara efektif, jadi saat Anda menghirup udara, Anda tidak mendapatkan cukup oksigen ke wilayah itu dan menghilangkan karbondioksida," kata Dr. Kizhakke Puliyakote.
Bagian di dalam paru-paru pada akhirnya yang mengalami air trapping akan menganggu pertukaran gas atau sirkulasi udara antara oksigen dan karbondioksida di dalam organ paru.
Para peneliti menemukan subset yang lebih kecil dari pengguna biomassa yang memiliki tingkat air trapping yang sangat tinggi dan mekanisme jaringan yang abnormal.
Baca Juga: 4 Hal yang Perlu Diketahui Sebagai Tanda-tanda Dini Serangan Diabetes
Pada sekitar sepertiga kelompok, lebih dari 50 % udara yang mereka hirup terperangkap di paru-paru mereka.
"Peningkatan sensitivitas dalam subkelompok juga terlihat dalam studi lain pada perokok tembakau, dan mungkin ada dasar genetik yang membuat beberapa individu lebih rentan terhadap lingkungan mereka," jelas Dr. Kizhakke Puliyakote.
Hasil CT scan menambahkan informasi penting tentang efek asap pada paru-paru yang dikesampingkan dalam tes konvensional.
"Tingkat kerusakan dari bahan bakar biomassa tidak dapat ditangkap dengan baik oleh tes tradisional," kata Dr. Kizhakke Puliyakote.
Baca Juga: 6 Makanan Penyebab Kista Ovarium yang Mesti Dihindari Para Wanita
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Soesanti Harini Hartono |
Komentar