GridHEALTH.id - Pandemi telah membuat gaya hidup sebagian besar masyarakat menjadi terganggu.
Mulai berrkurangnya aktivitas di luar ruang, meningkatnya level stres, dan pola makan kurang terjaga.
Kondisi ini tentu menjadi alarm bagi kita semua, sebab jika terus dibiarkan maka dapat memicu timbulnya berbagai penyakit degeneratif seperti obesitas salah satunya.
Melihat kondisi tersebut, adabaiknya kita mulai kembali mengingat pentingnya asupan nutrisi seimbang dengan bijak mengonsumsi gula garam dan lemak (GGL).
Diketahui #BijakGGL menjadi salah satu pola makan yang dapat menurunkan risiko terserang eberapa penyakit, mulai dari diabetes, hipertensi, penyakit jantung, dan lain sebagainya.
Beberapa penyakit yang timbul akibat konsumsi gula, garam, dan lemak yang berlebih ini juga merupakan penyakit penyerta atau penyakit komorbid pasien Covid-19.
Sementara itu Dr. Rita Ramayulis DCN, M.Kes, selaku konsultan gizi, turut mengamini bahwa demi menjaga daya tahan tubuh, masyarakat harus lebih cermat dalam memilih pola makan yang lebih sehat namun fleksibel.
Baca Juga: Nenek 101 Tahun Ini Bisa Lolos Dari Maut Setelah 3 Kali Terinfeksi Covid-19
Baca Juga: Dianggap Higienis, Ibu Hamil Dilarang Mencukur Rambut Kemaluan saat Masuk Trimester Ketiga
Tujuannya, agar masyarakat dapat mendapatkan manfaat terbaik dari jenis pola makan yang dipilih tanpa khawatir kekurangan nutrisi dan energi.
“Sebanyak 93,6 % masyarakat Indonesia belum mengonsumsi sayur dan buah setiap harinya dalam porsi yang cukup untuk tubuh,"ujarnya dalam acara webinar Waspadai Pola Makan Buruk selama Pandemi, Re.juve Dorong Konsumsi Nutrisi Seimbang melalui Metode Flexitarian, (3/12/2020).
Baca Juga: Mulai Sekarang Hentikan Kebiasaan Bermain Ponsel Saat BAB, Risikonya Terkena Ambeien!
Salah satu pola makan atau diet yang dianjurkan dr. Rita adalah metode diet flexitarian.
Dikutip dari WebMD, metode diet ini merupakan pola makan fleksibel dengan mengutamakan konsumsi sayur dan buah seperti halnya diet vegetarian namun tetap bisa konsumsi daging atau protein hewani dengan jumlah yang sedikit.
Baca Juga: Minum Air Rebusan Seledri Untuk Menurunkan Kolesterol Tinggi, Begini Cara Membuatnya
Lebih lanjut, dr Rita mengatakan, metode flexitarian bisa menjadi pilihan yang tergolong cukup mudah untuk diadopsi oleh orang-orang yang baru memulai menerapkan gaya hidup sehat dan berkelanjutan.
Terutama bagi mereka yang ingin mulai mengurangi jumlah asupan GGL.
Baca Juga: Minum Air Rebusan Seledri Untuk Menurunkan Kolesterol Tinggi, Begini Cara Membuatnya
"Dengan konsisten mengonsumsi buah dan sayur sebagai porsi utama setiap harinya, masyarakat dapat merasakan berbagai manfaat baik dari metode ini," ungkap dr. Rita.
"National Center for Biotechnology Information juga mengungkapkan bahwa salah satu manfaat flexitarian adalah berkurangnya risiko berbagai penyakit degeneratif seperti penyakit jantung hingga 32 %, turunnya berat badan secara stabil dan konsisten, serta bertahannya kemampuan memori,” tambahnya.(*)
Baca Juga: Ibu Hamil Positif Covid-19 Masih Bisa Melahirkan Normal, Ini Catatan Dokter Kandungan
View this post on Instagram
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Anjar Saputra |
Komentar