Dalam artikel tersebut disebutkan, pada penelitian yang dilakukan aktivitas antioksidan pada daun pucuk merah alias Syzygium oleina, hasil ekstraksinya dengan menggunakan pelarut etanol asam dengan metode maserasi sederhana selama 24 jam, didapatkan hasil warna ekstrak daun pucuk merah yang diperoleh berwarna merah.
Nah, spektrofotometer UV-Vis menunjukkan ekstrak daun pucuk merah mengandung antosianin sebagai bagian utama dan klorofil sebagai bagian minor.
Baca Juga: Batas Aman Konsusmsi Garam Agar Tidak Menyebabkan Hipertensi, Penyakit 'Silent Killer'
Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan 2-2-difenil-1-pikrilhidrazil (DPPH) sebagai uji antioksidan.
Nilai konsentrasi hambat 50% (IC50) ekstrak daun pucuk merah adalah 25,83 dan 20,16 mg / L, sedangkan indeks aktivitas antioksidan (AAI) ekstrak daun pucuk merah adalah 1,55 dan 1,98.
Hasil ini menunjukkan bahwa ekstrak daun pucuk merah memiliki aktivitas antioksidan yang kuat, sehingga sangat potensial untuk digunakan sebagai antioksidan yang hebat.
Baca Juga: Diimpor ke Indonesia, Benarkah China Bebas Virus Corona Tanpa Vaksin Covid-19?
Sederhananya, tanaman hias pucuk merah kaya akan kandungan senyawa bioaktif yang memiliki aktivitas antioksidan dan antibakteri yang tinggi.
Berbagai jenis senyawa bioaktif tersebut meliputi fenol, flavonoid, asam betulinat, alkaloid, triterpenoid, steroid, dan saponin.
Berkat kandungan senyawa bioaktifnya yang cukup beragam, tak heran jika tanaman ini banyak digunakan sebagai obat alami dalam mengatasi berbagai penyakit, seperti yang dilansir dari dari nakita.id (9 Desmeber 2020) berikut ini;
Baca Juga: Penyebab Munculnya Jerawat di Punggung, 4 Hal Ini Mesti Perhatikan
1. Mengatasi gejala irritable bowel syndrome
Asam betulinat pada ekstrak pucuk merah juga diketahui memiliki aktivitas antidiare dan antispasmodik yang baik dengan membantu merelaksasikan otot di dinding usus.
Khasiat ini akan sangat berguna untuk meredakan keluhan kram perut dan diare yang sering terjadi pada penderita irritable bowel syndrome.
Baca Juga: WHO : 7 dari 10 Pembunuh Teratas Sebelum Covid-19 Adalah Penyakit Tidak Menular
Source | : | Verywell Health |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar