GridHEALTH.id - Vaksin buatan Pfizer dan BioNTech menjadi salah satu vaksin virus corona (Covid-19) yang menunjukan hasil yang positif.
Dimana vaksin Covid-19 dari perusahaan Amerika Serikat tersebut memiliki tingkat kemanjuran yang paling tinggi saat ini, yakni 95 %.
Namun baru-baru ini beredar kabar bahwa para relawan yang telah disuntik vaksin pfizer mengalami beberapa efek samping setelahnya.
Hal itu diketahui setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) mengeluarkan rilis terkait hasil uji klinis yang telah Pfizer lakukan.
Dikutip dari Business Insider, dilaporkan bahwa orang di bawah usia 55 tahun lebih banyak mengalami efek amping setelah disuntik vaksin.
Efek samping vaksin Covid-19 ini biasanya muncul dalam beberapa hari setelah menerima dosis dan hanya berlangsung rata-rata selama satu atau dua hari saja.
Berdasarkan data yang dirilis oleh FDA, para peniliti disana sebenarnya telah mengatakan bahwa tidak ada masalah keamanan spesifik yang diidentifikasi yang akan menghalangi penerbitan otorisasi penggunaan darurat.
Baca Juga: Epidemiolog Prediksi: 'Minimal Ada 200 Dokter Meninggal Karena Covid sampai Desember'
Baca Juga: Ibu Hamil Disarankan Minum Susu, Ternyata Ini Dia Alasannya
Beberapa efek samping vaksin Covid-19 Pfizer yang paling umum ditemukan diantaranya adalah adalah Nyeri di titik bekas suntikan (84%), Letih (63%), Sakit kepala (55%), Nyeri otot (38%), Panas dingin (32%), Nyeri sendi (24%), dan Demam (14%).
Bukan cuma itu, baik Pfizer maupun FDA juga mengakui adanya efek samping yang cukup parah sehingga mengganggu aktivitas si penerima vaksin.
Baca Juga: Ada Barcode dalam Vaksin Covid-19, Benarkah Dapat Menempel pada Tubuh Manusia?
Sebagian besar efek samping yang parah terjadi setelah peserta mendapat dosis kedua, dan efek samping lebih umum terjadi di antara peserta yang lebih muda.
Untuk saat ini Pfizer dan FDA telah meneliti data untuk melihat apakah ada masalah keamanan yang tidak terduga di kemudian hari.
Baca Juga: Pria Ini Jadi 'Buronan' Setelah Spermanya Berhasil Menghasilkan 23 Anak Dalam Setahun
Meskipun demikian, kedua pihak meyakinkan bahwa mereka tidak menemukan apa pun yang menimbulkan kekhawatiran hingga saat ini.
Sebagai catatan, Pfizer dan BioNTech merupakan mitra pengembang vaksin corona yang telah menguji vaksin mereka secara global, melibatkan lebih dari 40.000 sukarelawan untuk mendapatkan dua dosis vaksin atau dua dosis injeksi plasebo.
Baca Juga: 7 Fakta Tentang Bersin, Dari Membersihkan Hidung Hingga Pertanda Orgasme
Pada hari Selasa (8/12/2020), regulator vaksin AS merilis panduan mengenai penggunaan vaksin Pfizer, lengkap dengan tingkat keamanan dan efek sampingnya.
Di hari yang sama, vaksin corona Pfizer juga telah diberikan secara resmi di Inggris.
Baca Juga: Risiko penderita Asma Tertular Virus Corona Rendah, Namun Tetap Waspada!
Margaret Keenan, menjadi orang pertama di dunia yang menerima vaksin Covid-19 Pfizer di luar uji coba.
Nenek berusia 90 tahun dari Inggris ini mendapatkan vaksinasi di rumah sakit yang berada di Coventry.
Inggris pun menjadi negara barat pertama yang mulai melakukan vaksinasi secara massal yang dipuji sebagai titik balik yang menentukan dalam mengalahkan virus corona.
Baca Juga: Dinilai Dapat Timbulkan Masalah Baru, Epidemiolog Sebut Vaksin Covid-19 Sinovac Belum Aman
Diketahui vaksinasi adalah pemberian vaksin dengan cara disuntik atau diteteskan pada mulut guna memicu produksi antibodi untuk memberikan kekebalan terhadap suatu penyakit infeksi.
Sementara vaksin sendiri merupakan produk biologi berasal dari virus, bakteri atau dari kombinasi antara keduanya yang dilemahkan.
Menurut NHS vaksin diberikan kepada individu yang sehat guna merangsang munculnya antibodi atau kekebalan tubuh guna mencegah dari infeksi penyakit tertentu seperti Covid-19.(*)
Baca Juga: Pembeli Telur Puyuh Bisa dengan Mudah Tertipu, Membeli yang Sudah Busuk, Palsu, dan Tidak Sehat
View this post on Instagram
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Source | : | Kontan.co.id,NHS |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Anjar Saputra |
Komentar