Dalam artikel tersebut, dijelaskan bahwa vaksin yang dimaksud adalah vaksin berbasis mRNA yang diproduksi oleh Pfizer dan BioNTech.
Artikel tersebut juga menyatakan bahwa vaksin mRNA akan memperkuat sistem daya tahan tubuh manusia terhadap protein Spike yang terkandung dalam virus SARS-CoV-2, yang akan berdampak bagi protein pembentuk plasenta bagi perempuan sehingga dapat menyebabkan kemandulan.
"Ketua Tim Peneliti Pfizer: Vaksin Covid-19 Dapat Menyebabkan Kemandulan bagi Perempuan. Vaksin tersebut mengandung protein Spike yang disebut sebagai syncytin-1, dan berperan penting dalam pembentukan plasenta bagi perempuan. Jika vaksin ditujukan untuk memperkuat sistem daya tahan tubuh manusia terhadap protein Spike, maka vaksin juga akan mempengaruhi sistem daya tahan tubuh perempuan untuk menyerang syncytin-1, yang akan menyebabkan kemandulan bagi perempuan dalam jangka waktu yang tidak dapat ditentukan," tulis dalam unggahan tersebut.
Berdasarkan laman covid19.go.id, Ketua Tim Peneliti Pfizer yang dimaksud adalah Michael Yeadon, yang sudah tidak lagi bekerja di Pfizer sejak tahun 2011 dan tidak terlibat dalam proses pengembangan vaksin mRNA tersebut.
Beberapa ahli juga telah menegaskan bahwa tidak ada bukti bahwa vaksin mRNA dapat menyebabkan kemandulan bagi wanita.
Source | : | covid19.go.id |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar