GridHEALTH.id - Penyuntikan vaksin Covid-19 Pfizer untuk pertama kali telah dilakukan di Inggris pada Selasa (8/12/2020) lalu.
Kendati demikian, vaksin Covid-19 Pfizer tak jauh dari terpaan kabar buruk mengenai efektivitasnya.
Meski diklaim 95% membunuh virus corona, namun kabarnya ada 6 orang yang dinyatakan meninggal dunia selama masa uji coba vaksin Covid-19 Pfizer.
Tak hanya itu, baru-baru ini, vaksin Covid-19 buatan perusahaan Jerman tersebut dinilai dapat menyebabkan kemandulan bagi wanita.
Baca Juga: Banyak Rumah Sakit Buka Pendaftaran Vaksinasi Covid-19, Epidemiolog: ' Harusnya Resmi Pemerintah'
Hal ini beredar di jejering media sosial Facebook yang menyatakan bahwa Ketua Tim Peneliti Pfizer bahwa vaksin Covid-19 dapat menyebabkan kemandulan bagi wanita.
Dalam artikel tersebut, dijelaskan bahwa vaksin yang dimaksud adalah vaksin berbasis mRNA yang diproduksi oleh Pfizer dan BioNTech.
Artikel tersebut juga menyatakan bahwa vaksin mRNA akan memperkuat sistem daya tahan tubuh manusia terhadap protein Spike yang terkandung dalam virus SARS-CoV-2, yang akan berdampak bagi protein pembentuk plasenta bagi perempuan sehingga dapat menyebabkan kemandulan.
"Ketua Tim Peneliti Pfizer: Vaksin Covid-19 Dapat Menyebabkan Kemandulan bagi Perempuan. Vaksin tersebut mengandung protein Spike yang disebut sebagai syncytin-1, dan berperan penting dalam pembentukan plasenta bagi perempuan. Jika vaksin ditujukan untuk memperkuat sistem daya tahan tubuh manusia terhadap protein Spike, maka vaksin juga akan mempengaruhi sistem daya tahan tubuh perempuan untuk menyerang syncytin-1, yang akan menyebabkan kemandulan bagi perempuan dalam jangka waktu yang tidak dapat ditentukan," tulis dalam unggahan tersebut.
Berdasarkan laman covid19.go.id, Ketua Tim Peneliti Pfizer yang dimaksud adalah Michael Yeadon, yang sudah tidak lagi bekerja di Pfizer sejak tahun 2011 dan tidak terlibat dalam proses pengembangan vaksin mRNA tersebut.
Beberapa ahli juga telah menegaskan bahwa tidak ada bukti bahwa vaksin mRNA dapat menyebabkan kemandulan bagi wanita.
Melansir dari AFP, Profesor Mikrobiologi dari Universitas York, Dasantila Golemi-Kotra, menjelaskan bahwa vaksin mRNA hanya memperkuat sistem daya tahan tubuh manusia terhadap protein Spike yang terkandung dalam virus SARS-CoV-2 dan tidak akan menyerang protein lain yang terkandung dalam tubuh manusia.
Baca Juga: Awet Muda dan Bebas Stres, Ini Keuntungan Wanita Menikah Dengan Pria 'Brondong'
Juru bicara Pfizer, Dervila Keane, juga menyatakan bahwa kandungan syncytin-1 dalam protein Spike hanya berjumlah 4 asam amino.
Jumlah tersebut terlalu sedikit untuk menyebabkan auto-imun terhadap protein pembentuk plasenta.
Terlepas dari itu, artikel yang menyebutkan bahwa vaksin Covid-19 Pfizer dapat menyebabkan kemandulan bagi wanita merupakan hoaks alias berita bohong. (*)
Baca Juga: Jangan Disepelekan! Gejala Covid-19 Bisa Bertahan Lebih dari 6 Minggu
View this post on Instagram
#hadapicorona
Source | : | covid19.go.id |
Penulis | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Editor | : | Nikita Yulia Ferdiaz |
Komentar