GridHEALTH.id - Posisi tidur bayi memang tidak bisa dianggap sepele dan hal biasa.
Karenanya, semakin sadar orangtua akan kesehatan dan keselamatan juga tumbuh kembang anak, dari waktu ke waktu pertanyaan mengenai posisi tidur bayi selalu banyak ditanyakan.
Baca Juga: Waspadai Infeksi Virus Corona, Sejumlah Organ Ini Bisa Alami Komplikasi
Tahu kah, ternyata secara alamiah bayi lebih suka tidur tengkurap daripada telentang.
Karenanya bayi saat tidur tengkurap lebih nyenyak.
Pada beberapa bayi malah, jika tidurnya ditelentangkan dirinya akan sering terbangun dan kaget. Ini mengindikasikan tidurnya tidak nyenyak.
Baca Juga: Presiden Eswatini Wafat, Jadi Kepala Negara Pertama Korban Covid-19
Hal itu diketahui dari sebuah rangkuman banyak pertanyaan orangtua yang dirangkum menjadi sebuah tulisan berjudul 'Frequently Asked Questions (FAQs) About SIDS and Safe Infant Sleep,' yang dipublikasikan Eunice Kennedy Shriver National Institute of Child Health and Human Development.
Dalam artikel yang sama pun disebutkan bayi yang tidur tengkurap alias di atas perutnya, secara alami akan membentuk otot leher bayi yang kuat, juga bahunya.
Selain itu, hanya dengan posisi tidur tengkurap, bayi bisa secara alami terlatih keterampilan motoriknya, dan mencegah bintik datar di bagian belakang kepala.
Baca Juga: Dinilai Sebabkan Masalah Kehamilan, Berapa Kali Sebaiknya USG Dilakukan selama Hamil?
Tapi ingat, selama bayi tidur tengkurap harus di tempat yang aman dari segala hal yang bisa membuatnya celaka.
Gampangnya selama bayi tidur tengkurap, harus dalam pengawasan penuh orang dewasa yang bisa segera bertrindak cepat saay bayi mengalami kesulitan atau hal yang membutuhkan pertolongan segera.
Baca Juga: Waspadai Penularan Covid-19, Milenial Disarankan Tidak Makan di Tempat Saat ke Restoran
Hal ini harus menjadi cacatan penting, sebab risiko Sudden Infant Death Syndrome (SIDS) atau sindrom kematian bayi mendadak sangat tinggi jika dia bayi dibiarkan tidur tengkurap tanpa pengawasan penuh orang dewasa yang memahami hal ini.
Rentang usia paling rawan untuk tidur tengkurap adalah saat bayi baru berusia 1-4 bulan.
Kejadian SIDS telah menurun sejak AAP memperkenalkan rekomendasi tidur telentang pada bayi di 1992.
Tapi, melansir Kids Health yang menurunkan artikel dengan judul 'Sleep and Your 4- to 7-Month-Old', begitu bayi secara konsisten sudah mampu berguling dari depan ke belakang dan dari belakang ke depan, tidak masalah bagi mereka untuk tetap dalam posisi tidur yang mereka pilih. Jadi di sini posisi tengkurap pun risiko SIDS-nya kecil.
Baca Juga: Pemeriksaan Antenatal Selama Pandemi Covid-19 Tetap Perlu Dilakukan
Selain SIDS, ada juga yang menyebutkan jika bayi yang tidur tengkurap akan memberi tekanan pada rahang, sehingga mempersempit saluran pernapasan.
Teori lainnya mengatakan, melansir Nakita.id (15 Desember 2o020) yang mengutip Baby Center, bayi yang mengalami SIDS menghirup kembali udara yang telah dikeluarkannya.
Hal ini membuat kadar oksigen pada tubuh bayi turun, sementara karbon dioksida meningkat.
Akhirnya, tubuh bayi menjadi kekurangan oksigen dan memicu sindrom kematian bayi mendadak.
Baca Juga: Melalui GESID, Remaja Putri Jadi Kunci Penting Berantas Stunting
Risiko SIDS masih dianggap tinggi, hingga bayi berusia 12 bulan. Untuk itu, disarankan tetap menidurkan bayi dalam posisi tidur telentang hingga usia satu tahun.
Pastikan untuk menjaga agar mulut dan hidungnya tidak terhalang oleh benda-benda yang bisa menutupi wajahnya.
Bagaimana jika bayi tidur dalam posisi miring? Hal ini juga tidak disarankan oleh para ahli, sebab tetap ada risiko bayi akan bergerak selama tidur.
Saat bayi tidur telentang, ada kemungkinan pertumbuhan rambut bagian belakang kepala menjadi terhambat, hingga tampak botak.
Namun, tak perlu khawatir, kondisi ini dapat diatasi dengan sesekali mengganti posisi tidur bayi di bawah pengawasan, atau dengan tummy time, yaitu bermain dalam posisi tengkurap.
Posisi ini juga bisa mencegah perubahan bentuk kepala bayi menjadi tidak rata.(*)
View this post on Instagram
#berantasstunting
#HadapiCorona
#BijakGGL
Source | : | Kids Health,baby center,Eunice Kennedy Shriver National Institute of Child Health an |
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar