GridHEALTH.id - Pemerintah Indonesia dalam waktu dekat ini akan melaksanakan vaksinasi virus corona (Covid-19).
Setidaknya ada 6 kandidat vaksin Covid-19 yang akan digunakan, yakni vaksin dari PT Bio Farma (Persero), AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, Pfizer/BioNTech, dan Sinovac.
Sementara itu, pada tahap pertama pemerintah baru saja mendatangkan 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 dari Sinovac.
Dimana 5 vaksin lainnya masih harus menunggu proses penyelesaian berbagai dokumen dan uji klinis lainnya.
Berbicara mengenai program vaksinasi, pemerintah sebelumnya sudah mengumumkan bahwa ada dua skema pemberian vaksin Covid-19 pada masyarakat.
Ada masyarakat yang mendapatkan vaksin subsidi (gratis), ada juga masyarakat yang mendapatkan vaksin berbayar (mandiri).
Namun nyatanya masih banyak masyarakat yang bingung akan kedua skema tersebut, terutama mengenai pembagian orang dalam masing-masing skema.
Menanggapi hal itu, Juru Bicara Vaksin Covid-19 dr Siti Nadia Tarmizi pun akhirnya angkat bicara.
Baca Juga: Di Saat Pandemi Virus Corona, Perlukah Kita Mengonsumsi Suplemen?
Baca Juga: Tak Langsung Tatap Muka, Akuratkah Anamnesis Jarak Jauh dalam Telemedicine?
Ia menjelaskan, program pertama yakni pemerintah akan menyuntikkan vaksin kepada masyarakat Indonesia secara gratis (subsidi).
"Skema pemerintah itu memfokuskan pada tenaga kesehatan garda terdepan, pemberi layanan publik, dan kelompok masyarakat rentan lainnya," ujar Nadia seperti dilansir dari Kompas.com, Minggu (13/12/2020).
Sementara, untuk program kedua, nantinya masyarakat kategori mampu akan dikenai biaya jika ingin disuntik vaksin Covid-19.
Baca Juga: Studi : Sistem Kekebalan Merespons Lebih Kuat Pada Pasien Covid-19 Tanpa Gejala
"Kalau skema mandiri tentunya difokuskan pada masyarakat dan pelaku ekonomi, jadi sebenarnya itu kita mengharapkan partisipasi, misalnya perusahaan untuk melakukan vaksinasi untuk seluruh pegawainya," lanjut dia.
Namun Nadia belum bisa menjelaskan terkait berapa banyak vaksin yang nantinya akan diberikan kepada tenaga kesehatan.
Sebab hal itu, menurutnya, bergantung pada peran masing-masing vaksin.
Baca Juga: Klaster Pilkada Mulai Bermunculan di Banten, Kabupaten Serang dan 3 Daerah Lain Jadi Zona Merah
Nadia juga menjelaskan, ketersediaan vaksin ini bergantung pada kapasitas produksi vaksin itu dan berapa lama produsen menyediakan untuk Indonesia.
Untuk harga 1,2 juta dosis vaksin sudah tiba, pun belum bisa disimpulkan range harganya.
Sebab harga vaksin dapat diketahui ketika 6 jenis vaksin yang dipesan pemerintah telah tiba semua dan sudah disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Baca Juga: Kilas Balik 2020, 9 Pemimpin Negara yang Positif Covid-19, 1 Orang Meninggal Dunia
"Kalau ini sudah approve, persetujuan dari BPOM dan MUI, vaksin nanti akan datang dalam bentuk bahan baku sekitar 15 juta, yang dapat dibuat untuk 12 juta vaksin," katanya lagi.
Ia menambahkan, saat ini pemerintah tengah menunggu 1,8 juta vaksin dalam bentuk jadi buatan Sinovac yang akan datang pada 2021 nanti.
Jika vaksin dalam bentuk jadi ini telah tiba di Indonesia, maka vaksin tersebut juga akan melewati proses persetujuan dari BPOM dan MUI.
Baca Juga: Berkah Karantina di Masa Pandemi, Banyak Penduduk Desa yang Menemukan Harta Karun Dibelakang Rumah
Tak hanya itu, Bio Farma selaku pihak yang ditunjuk untuk mencari vaksin, mereka juga meminta persetujuan BPOM dan MUI untuk memeriksa apakah vaksin ini sesuai dengan prosedur vaksin yang akan beredar di Indonesia.
Setelah mendapatkan persetujuan, pemerintah dapat memulai pendistribusian dan pelaksanaan vaksinasi tersebut.
"Jadi kita bisa kirim ke provinsi, kabupaten/kota, sampai dengan ke puskesmas," imbuhnya.
Baca Juga: Presiden Eswatini Wafat, Jadi Kepala Negara Pertama Korban Covid-19
Diketahui vaksinasi sendiri adalah pemberian vaksin dengan cara disuntik atau diteteskan pada mulut guna memicu produksi antibodi untuk memberikan kekebalan terhadap suatu penyakit infeksi.
Sementara vaksin merupakan produk biologi berasal dari virus, bakteri atau dari kombinasi antara keduanya yang dilemahkan.
Menurut NHS vaksin diberikan kepada individu yang sehat guna merangsang munculnya antibodi atau kekebalan tubuh guna mencegah dari infeksi penyakit tertentu seperti Covid-19.(*)
Baca Juga: Dinilai Sebabkan Masalah Kehamilan, Berapa Kali Sebaiknya USG Dilakukan selama Hamil?
View this post on Instagram
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGL
Source | : | Kompas.com,NHS |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Anjar Saputra |
Komentar