GridHEALTH.id - Pengapuran tulang atau osteoporosis nampaknya masih dianggap sebagai penyakit tulang biasa.
Terlebih pengapuran tulang ini tidak menular dan kebanyakan terjadi pada orang lanjut usia (lansia).
Sehingga banyak sekali yang menganggap pengapuran tulang sebagai hal sepele.
Padahal kondisi ini justru sebaliknya, osteoporosis sangat membahayakan karena bisa membuat kualitas hidup seseorang turun drastis.
Hal ini dikarenakan tak sedikit pengapuran tulang juga terjadi diusia produktif.
Diketahui saat berusia muda tulang dalam tubuh umumnya mengalami siklus pembaruan.
Dimana produksi jaringan tulang baru lebih cepat daripada rusaknya jaringan tulang lama.
Namun, setelah melewati usia 20 tahun, produksi jaringan tulang baru tersebut akan melambat dan akan mencapai puncaknya saat berusia 30 tahun.
Baca Juga: Rentan Terpapar Penyakit, Berapa Kali Kunjungan Neonatal Dilakukan selama Pandemi Covid-19?
Baca Juga: Beda Vaksin Subsidi dan Vaksin Berbayar di Indonesia, Bagaimana Distribusinya?
Penting untuk disadari, pengapuran tulang terjadi ketika kita tak mampu merawat kepadatan tulang di usia muda.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan kepadatan tulang seseorang terganggu.
Mulai dari riwayat kesehatan keluarga, jumlah hormon, konsumsi kalsium dan makanan bergizi lainnya, hingga pengobatan yang sedang dijalani.
Baca Juga: Di Saat Pandemi Virus Corona, Perlukah Kita Mengonsumsi Suplemen?
Pada masa awal kemunculannya, osteoporosis tak menimbulkan gejala apa pun.
Namun, seiring berjalannya waktu dan kondisi kesehatan semakin buruk, ada beberapa gejala pengapuran tulang yang perlu diwaspadai.
Beberapa gejala pengapuran tulang diaataranya adalah nyeri punggung, postur membungkuk, tinggi badan berkurang, tulang lebih mudah patah.
Jika kita mengalami gejala tersebut adabaiknya segera berkosutasi ke dokter, apalagi jika kita memasuki memasuki masa menopause atau menggunakan kortikosteroid.
Baca Juga: Tak Langsung Tatap Muka, Akuratkah Anamnesis Jarak Jauh dalam Telemedicine?
Menurut Mayo Clinic, pengapuran tulang sebenarnya bisa dicegah dengan rajin olahraga dan mengonsumsi makanan bergizi sejak dini.
Olahraga mampu menguatkan tulang dan memperlambat hilangnya jaringan tulang lama.
Kita bisa mengkombinasikan latihan kekuatan dengan latihan keseimbangan dan latihan beban.
Jangan lupa juga untuk selalu memenuhi kebutuhan kalsium tiap hari.
Baca Juga: Berkah Karantina di Masa Pandemi, Banyak Penduduk Desa yang Menemukan Harta Karun Dibelakang Rumah
Manusia dewasa berusia 18 hingga 50 tahun umunya membutuhkan 1.000 mg kalsium per hari.
Beberapa sumber makanan yang kaya kalsium adalah produk olahan susu rendah lemak, sayuran hijau, produk kedelai, dan salmon.
Kemampuan tubuh untuk menyerap kalsium akan lebih maksimal jika kita juga mencukupi kebutuhan vitamin D.
Kita bisa mencukupi kebutuhan itu dengan berjemur di bawah sinar matahari.(*)
Baca Juga: Waspadai Infeksi Virus Corona, Sejumlah Organ Ini Bisa Alami Komplikasi
View this post on Instagram
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Source | : | Mayo Clinic,Kontan.co.id |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Anjar Saputra |
Komentar