GridHEALTH.id - Demi terhindar dari gangguan metabolik, kita dianjurkan untuk membatasi konsumsi gula garam dan lemak (GGL).
Misalnya konsumsi gula, Kementerian Kesehatan RI menganjurkan konsumsi gula per hari adalah 10% dari total energi (200 kkal)atau setara dengan Gula 4 sendok makan /orang /hari (50 gram/orang/hari).
Dr. Eric Pham dari St. Joseph’s Hospital, Orange, California, menyebutkan beberapa dampak dari mengurangi dan menghentikan konsumsi gula.
Di antaranya, tekanan gula darah yang menurun, serta tingkat lemak dan insulin yang sehat.
Reaksi tubuh terhadap gula memang berbeda-beda, tergantung pada seberapa banyak konsumsi gula sebelumnya.
Juga dipengaruhi apakah kita juga mengonsumsi karbohidrat dalam jumlah yang cukup.
Sebab, tubuh akan mengubah karbohidrat kompleks, seperti oatmeal dan sayur, menjadi gula sederhana yang akan digunakan sebagai energi.
Namun, jika kita memangkas semua atau berhenti konsumsi makanan dengan glikemik tinggi, apa yang akan terjadi?
Baca Juga: Di Negara Perancis, Setelah Dilatih Anjing Bisa Mengendus Covid-19
Baca Juga: Konsultasi KB Lewat Telemedicine, Semua Jenis Alat Kontrasepsi Bisa Dilayani
Dokter bedah bariatrik dari California, Dr. Brian Quebbemann mengatakan, tiga hari pertama akan berat untuk dijalani.
Mungkin ada rasa seperti "ngidam" makanan-makanan manis tertentu, jika terbiasa mengonsumsi makan manis secara rutin, seperti di pagi hari dan makan malam.
Lalu tubuh akan memasuki fase ketosis atau fase pembakaran lemak.
Baca Juga: Janin Tidak Terlihat saat Pemriksaan USG, Benarkah Timbulkan Masalah Kehamilan Serius?
Kita mungkin akan mengalami keram otot karena kehilangan banyak air pada fase ketosis setelah memangkas asupan gula.
Beberapa orang bahkan mengalami flu keto disertai sakit kepala, lelah dan kram, yang akan dialami selama sekitar seminggu.
Namun, ketika fase itu terlampaui, kita akan merasa lebih berenergi, fokus dan tenang.
Baca Juga: Aneka Obat Common Cold yang Dijual Bebas Bolehkah Dikonsumsi Ibu Hamil?
Memangkas gula dan makanan tinggi glikemik adalah hal yang wajar ketika seseorang ingin menurunkan berat badan untuk periode waktu yang pendek.
Meski begitu, para dokter masih belum yakin apakah cara tersebut baik untuk kesehatan jangka panjang.
Itulah mengapa banyak dokter merekomendasikan pola makan karbohidrat kompleks sehat.
Baca Juga: Beda Vaksin Subsidi dan Vaksin Berbayar di Indonesia, Bagaimana Distribusinya?
Meskipun diubah menjadi gula, substansi tersebut normal dan tetap merupakan proses yang sehat.
Faktanya, memangkas asupan gula sambil tetap mengonsumsi karbohidrat kompleks akan menjaga tingkat insulin dalam kondisi sehat.
"Kita tidak akan merasakan sakit kepala dan akan mendapatkan energi dalam tingkatan yang konsisten," kata dia.(*)
Baca Juga: Di Saat Pandemi Virus Corona, Perlukah Kita Mengonsumsi Suplemen?
View this post on Instagram
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Rasakan, Dampak pada Tubuh Saat Berhenti Konsumsi Gula
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Anjar Saputra |
Komentar