GridHEALTH.id - Kasus virus corona (Covid-19) di wilayah DKI Jakarta masih merajalela setiap harinya.
Hal ini mengakibatkan ketersediaan ruang isolasi bagi pasien Covid-19 di beberapa rumah sakit rujukan wilayah Ibu Kota semakin sedikit.
Berdasarkan unggahan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta di Instagram @dkijakarta, tercatat adanya peningkatan keterisian tempat tidur isolasi harian.
Dimana persentase keterisian tempat tidur isolasi harian di Jakarta per 13 Desember 2020 sudah mencapai angka 80 %.
Dengan kata lain ketersediaan ruang isolasi di rumah sakit Jakarta hanya tersisa 20 % saja.
Dari 6.509 tempat tidur isolasi yang ada di 98 rumah sakit (RS) rujukan di Jakarta, sebanyak 5.185 di antaranya sudah terisi.
Pemprov DKI Jakarta juga mengumumkan, sebanyak 655 tempat tidur dari total 893 tempat tidur ICU di Ibu Kota telah digunakan.
Baca Juga: Peru Hentikan Program Penyuntikan Vaksin Covid-19 dari China Setelah Ditemukan Gangguan Saraf
Baca Juga: Akibat Konsumsi Gula Berlebih, Anak Jadi 'Lemot' dan Kecerdasan Otaknya Terganggu
Dengan demikian tingkat keterisian tempat tidur ICU di 98 RS rujukan yang mencapai 73 %.
Alhasil, saat ini semakin sulit mendapatkan ruang isolasi di rumah sakit Jakarta.
Sementara itu, per 15 Desember 2020, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Dwi Oktavia mengatakan, adanya peningkatan 1.057 kasus baru Covid-19 di Ibu Kota.
Baca Juga: Siap-siap! Mal Tutup Jam 7 Malam, Tidak Ada Perayaan Tahun Baru Seperti Sebelumnya
Dari jumlah tersebut, sebanyak 140.225 dinyatakan telah sembuh dengan tingkat kesembuhan mencapai 90,4 %.
Sementara sebanyak 2.990 dinyatakan meninggal dunia dengan tingkat kematian sebesar 1,9 %.
Baca Juga: Bill Gates Bicara Soal Akhir Pandemi Usai Vaksin Covid-19 Ditemukan, Ini Prediksinya
Dwi menambahkan, kasus aktif di Jakarta turun sebanyak 207 kasus. Sehingga saat ini ada 11.907 pasien yang masih dirawat atau menjalani isolasi mandiri.
"Untuk rate tes PCR total per 1 juta penduduk sebanyak 173.830. Jumlah orang yang dites PCR sepekan terakhir sebanyak 84.004," kata Dwi melalui keterangan tertulis.
Baca Juga: Langgar Protokol Kesehatan, Tom Cruise Amuk Para Kru Film Mission Impossible hingga Terancam Dipecat
Adapun persentase kasus positif atau positivity rate selama sepekan terakhir di Jakarta sebesar 9,8 %.
Sedangkan persentase kasus positif secara total sebesar 8,4 %. WHO sendiri menetapkan standar persentase kasus positif yakni tidak lebih dari 5 %.
Melihat kondisi tersebut, sudah saatnya kita kembali disiplin menjadlankan protokol kesehatan.
Baca Juga: Alasan Mengapa Kebanyakan Gula Bisa Menyebabkan Peradangan Dalam Tubuh
Diketahui protokol kesehatan seperti memakai masker, jaga jarak, dan rutin mencuci tangan memang sangat penting dilakukan saat pandemi Covid-19 ini.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), penularan virus corona sangat sulit diprediksi.
Baca Juga: Kabar Gembira, Jokowi Gratiskan Vaksin Covid-19: 'Tidak Ada Alasan Masyarakat Tidak Dapat Vaksin!'
Mereka menyebar terutama di antara orang-orang yang berada dalam kontak dekat atau dalam jarak sekitar 6 kaki untuk waktu yang lama.
Penyebaran virus corona terjadi ketika orang yang terinfeksi batuk, bersin, atau berbicara, dan tetesan dari mulut atau hidung mereka diluncurkan ke udara dan mendarat di mulut atau hidung orang-orang di dekatnya.
Sehingga menjalankan protokol kesehatan 3M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) di masa pandemi ini menjadi kewajiban yang tak boleh diabaikan.(*)
Baca Juga: Wiku; Karena Pilkada 2020 Angka Testing Covid-19 Nasional Turun Signifikan, Jauh Dari Standar WHO
View this post on Instagram
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Source | : | CDC,Kontan.co.id |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Anjar Saputra |
Komentar