Mirisnya, mereka yang jarang atau sering tidak sarapan juga berisiko kembali mengalami serangan jantung, atau mengalami nyeri dada 30 hari setelah keluar dari rumah sakit.
Menurut Marcos Minicucci, profesor di São Paulo State University, Brazil, hal ini terjadi karena melewatkan sarapan dan makan terlalu malam akan memperburuk metabolisme seseorang.
Baca Juga: Akibat Konsumsi Gula Berlebih, Anak Jadi 'Lemot' dan Kecerdasan Otaknya Terganggu
Selain itu, melewatkan sarapan juga ternyata berpengaruh terhadap berat badan
Dengan melewatkan sarapan, tubuh jadi resisten terhadap insulin.
Nah, ketika tubuh kita tidak menyerap insulin dengan baik, ini dapat meningkatkan kadar gula darah dan meningkatkan kemungkinan diabetes.
Kemungkinan lainnya yang bisa terjadi karena biasa tidak sarapan, seseorang bisa mengalami peradangan dan disfungsi endotel alias kondisi pembuluh darah yang tidak dapat mengembang dengan baik.
Baca Juga: Akibat Konsumsi Gula Berlebih, Anak Jadi 'Lemot' dan Kecerdasan Otaknya Terganggu
Asal tahu saja, kondisi ini pun berperan dalam memperburuk kesehatan jantung.
Buktinya, penelitian 2017 yang diterbitkan dalam Journal of American College of Cardiology menemukan, orang yang melewatkan sarapan pagi lebih berpotensi mengalami aterosklerosis.
Aterosklerosis adalah kondisi pengerasan pembuluh darah yang dapat meningkatkan peluang terkena serangan jantung.
Berdasarkan temuan penelitian ini, Minicucci merekomendasikan pasien makan malam setidaknya dua jam sebelum tidur, dan sarapan dengan menu yang mengenyangkan.
Baca Juga: Peru Hentikan Program Penyuntikan Vaksin Covid-19 dari China Setelah Ditemukan Gangguan Saraf
Penulis | : | Gazali Solahuddin |
Editor | : | Gazali Solahuddin |
Komentar