GridHEALTH.id - Belum banyak yang menyadari bahwa sperma ternyata bisa memicu alergi pada wanita.
Hal itu dibuktikan oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan di University of Cincinnati, Amerika Serikat.
Diketahui penelitian tersebut melibatkan tak kurang dari 40.000 wanita di Amerika Serikat diduga memiliki kondisi hipersensitivitas terhadap satu atau lebih komponen protein dalam sperma.
Menurut Michael Carroll, Dosen senior Ilmu Reproduksi dan Klinis di Manchester Metropolitan University, Inggris, protein yang dibuat di kelenjar prostat diduga menjadi penyebab utamanya.
“Namun, mengingat banyaknya protein dan biomolekul lain dalam semen, mungkin ada lebih dari satu alergen yang bertanggung jawab atas alergi tersebut," ungkapnya.
Baca Juga: Wiku; Pasien Covid-19 di Indonesia Dengan Komorbid Penyakit Ginjal Paling Tinggi Risiko Kematiannya
Baca Juga: Usai Disuntik Vaksin Covid-19 Pfizer, 4 Orang Alami Lumpuh Wajah, Benarkah?
Pola makan pria bahkan diduga berperan menjadi penyebab dari alergi ini.
Carroll mengutip satu studi kasus di mana seorang wanita yang alergi kacang bereaksi buruk terhadap air mani pacarnya, setelah dia makan kacang.
Jadi, mungkin saja orang yang biasanya tidak alergi terhadap sperma akan mengalami reaksi, bergantung pada apa yang dimakan pasangannya.
Baca Juga: Jadi Syarat Wajib Keluar Masuk Jakarta, Ini Perbedaan Rapid Test Antibodi dan Rapid Test Antigen
Pada tahun 2011, Carroll ikut menulis studi tentang "hipersensitivitas terhadap sperma".
Dia mengatakan, gejala yang terjadi pada kondisi tersebut di antaranya, gatal, kemerahan, terbakar dan bengkak di area organ intim dan vulva.
Baca Juga: Wajib Dipenuhi selama Periode Emas, Kenali 3 Aspek Penting 1000 Hari Pertama Kehidupan
Lalu ada pula gejala alergi sistemik klasik seperti gatal-gatal, masalah pernapasan, hingga eksim.
“Ini dianggap sebagai reaksi alergi tipe-1: jenis reaksi yang sama yang didapat dari serbuk sari atau bulu kucing,” kata dia.
Wanita yang mengalami kondisi ini cenderung memiliki gejala yang muncul tepat setelah hubungan intim tanpa kondom atau kontak langsung dengan sperma.
Baca Juga: Mukormikosis, Infeksi Jamur yang Dipicu Oleh Covid-19, Bisa Sebabkan Kebutaan
Lalu, gejala tersebut bisa berlangsung lebih dari 24 jam.
Tetapi dalam banyak kasus, dokter mungkin salah mendiagnosis kondisi tersebut sebagai infeksi atau vaginitis kronis.
Bagaimana cara mengetahui kondisi alergi sperma ini?
Baca Juga: Sering Susah Tidur Jadi Pertanda Konsumsi Gula Berlebih, Begini Baiknya
Prediktor pertama dan yang paling jelas adalah jika seorang perempuan mengalami beberapa gejala di atas setelah berhubungan intim tanpa kondom.
Namun, gejala tak muncul saat pasangan memakai kondom.
Carroll mengatakan, tes tusuk kulit dan profil antibodi darah dapat memastikan alergi semacam ini.
Baca Juga: Manfaat yang Didapat Saat Bercinta di Pagi Hari Sungguh Dahsyat, Buktikan!
Penggunaan kondom adalah solusi yang efektif, meskipun itu tidak akan membantu pasangan yang sedang mencoba untuk memiliki keturunan.
Kabar baiknya, penelitian Carroll menunjukkan kondisi alergi ini tidak mengganggu kemampuan wanita untuk hamil.
Jadi, jika seorang perempuan memiliki alergi sperma, dan mencoba untuk mendapat keturunan, maka masih ada upaya yang dapat dilakukan.
Tentu, hal pertama yang bisa dicoba adalah dengan berkonsultasi kepada dokter.(*)
Baca Juga: Kasus Covid-19 Tembus 7 Ribu, Bagi yang Berkerumun Lebih dari 5 Orang Bakal Kena Denda
View this post on Instagram
#berantasstunting
#hadapicorona
#BijakGGL
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Mungkinkah Perempuan Alergi terhadap Sperma?
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Anjar Saputra |
Editor | : | Anjar Saputra |
Komentar